MenetapkanDimensi, Elemen, dan Sub elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku sejak tanggal 15 Februari 2022. Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional.
Agarlebih mudah memahaminya, guru harus tahu masing-masing dimensi, elemen dan sub elemen. Nantinya segala kegiatan yang dilakukan siswa akan mewakili salah satu atau lebih dimensi Profil Pelajar Pancasila. Komunikasi dan interaksi antar budaya: Berkomunikasi antar budaya: Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai perspektif:
komunikasiantar-budaya akan diuraikan, baik secara teoritis maupun praksis dalam konteks Indonesia, khususnya konflik etnis Dayak dan yaitu sebagai dimensi-dimensi budaya.2 Kedua, 2 Tiga dimensi budaya ini diusulkan Kim untuk mengklarifikasi istilah "budaya" yaitu: (1) level budaya kelompok sang komunikator, (2) konteks
Selainitu, pada hakikatnya, komunikasi antar budaya mengandung dimensi antar budaya. Dengan kata lain, adanya komunikasi antar budaya telah memberikan dampak positif untuk mempermudah bersosialisasi dan meminimalisir kesalahpahaman. Dengan adanya komunikasi antarbudaya, individu tersebut dapat menunjukkan identitas sosialnya sendiri.Menyatakan
Prinsip3 : Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi Komunikasi Antar Budaya Komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan yang berbeda budaya, suku, ras dan etnik. Tujuannya untuk memahami
Padahalberbagai studi komunikasi antar budaya memperlihatkan bahwa bangsa Asia cenderung untuk menghindari konfrontasi langsung demi menjaga agar orang lain tidak kehilangan muka dan tidak dipermalukan di depan umum. Di satu sisi, komunikasi politik para kandidat seakan menerobos nilai-nilai budaya.
. Komunikasi adalah sebuah proses dinamis dimana setiap orang bermaksud untuk berbagi apa yang ia nyatakan dengan orang lain melalui penggunaan simbol-simbol. Dapat kita lihat bahwa pengertian komunikasi yang telah disebutkan menggambarkan prinsip-prinsip komunikasi yang telah kita pahami bersama. Sebagai sebuah proses, tentunya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi, salah satunya adalah budaya. Tak dipungkiri bahwa komunikasi dan budaya memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Secara ilmiah hal ini ditunjukkan melalui beberapa pendekatan atau penelitian, yaitu Komunikasi internasional adalah istilah yang digunakan merujuk pada arus komunikasi diantara berbagai Negara, khususnya komunikasi antara lintas budaya secara teknis merujuk pada perbandingan fenomena lintas pembangunan digunakan untuk merujuk pada studi komunikasi untuk mempromosikan pertumbuhan sosial dan ekonomi dalam Negara-negara antar budaya secara umum merujuk pada interaksi tatap muka diantara orang-orang dengan latar belakang budaya yang berbeda. Melalui komunikasi antar budaya kita dapat menciptakan, memahami, dan mentransformasikan kebudayaan dan Samovar dan Porter 1991, hubungan komunikasi dan budaya bersifat resiprokal dimana masing-masing memberikan dampak serta pengaruh satu sama lain. Semua yang kita bicarakan, bagaimana kita membicarakannya, apa yang kita lihat, apa yang kita tuju, apa yang kita tolak, bagaimana kita berpikir, dan hal apa yang kita pikirkan pikirkan dipengaruhi oleh budaya kita. Budaya tidak akan ada tanpa adanya komunikasi. Baik budaya maupun komunikasi tidak dapat mengalami perubahan tanpa menyebabkan perubahan bagi yang Komunikasi Antar BudayaBerikut adalah beberapa pengertian komunikasi antar budaya menurut baberapa ahli, diantaranya adalah Judith Martin dan Thomas Nakayama 2010 mendefinisikan komunikasi antar budaya sebagai komunikasi antara orang-orang dengan perbedaan identitas budaya. Lebih lanjut dinyatakan bahwa salah satu alasan kita mempelajari komunikasi antar budaya adalah untuk meningkatkan kepedulian Rogers dan Steinfart 1999 mendefinisikan komunikasi antar budaya sebagai pertukaran informasi antara individu yang tidak sama secara A. Samovar, dkk 2010 mendefinisikan komunikasi antar budaya sebagai interaksi antara orang-orang yang memiliki persepsi budaya dan sistem simbol yang berbeda untuk mengubah kegiatan Teori Komunikasi Antar BudayaUnsur-unsur Komunikasi Antar BudayaDalam Pengantar Ilmu Komunikasi telah diulas bahwa komunikasi yang efektif akan terjadi manakala kita memahami berbagai unsur yang menyokong kegiatan komunikasi. Sebagaimana unsur komunikasi politik, berikut adalah beberapa unsur komunikasi antar budaya yang meliputi people, messages, codes, channels, feedback, encoding dan decoding, serta Manusia – PeopleDalam proses komunikasi manusia tentunya melibatkan beberapa orang yang masing-masing memiliki dua peran sekaligus yaitu sebagai sumber pesan dan sebagai penerima pesan. Yang dimaksud dengan sumber pesan adalah pihak yang menginisiasi sebuah pesan, dan yang dimaksud dengan penerima pesan adalah pihak yang menjadi target individu tidaklah menampilkan kedua peran ini secara independen. Melainkan, mereka berperan sebagai sumber pesan dan penerima secara simultan dan berkesinambungan. Baik sumber pesan atau penerima pesan tidak merespon semua pesan secara seragam atau menyampaikan pesan dengan cara yang sama. Baik sumber pesan maupun penerima pesan memiliki karakteristik individu seperti ras, jenis kelamin, usia, budaya, nilai-nilai, dan sikap yang mempengaruhi orang lain dalam mengirim dan menerima Pesan – MessagePesan dalam komunikasi antar budaya dapat berupa pesan verbal dan pesan nonverbal sebagai bentuk dari gagasan atau ide, pemikiran, ataupun perasaan yang sumber pesan ingin sampaikan atau komunikasikan kepada orang lain atau sekelompok orang yakni penerima pesan. Pesan adalah sebuah isi dari interaksi yang termasuk didalamnya berupa simbol-simbol kata-kata atau frasa yang digunakan untuk mengkomunikasikan berbagai gagasan yang disertai dengan ekspresi wajah, gerakan tubuh, gesture, kontak fisik, nada suara, dan kode-kode nonverbal lainnya. Pesan dapat disampaikan secara singkat dan mudah untuk dimengerti atau bahkan disampaikan dengan lebih panjang dan sangat Media/Saluran – ChannelYang dimaksud dengan channel adalah saluran atau media yang menjadi alur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Sebuah pesan bergerak dari satu tempat ke tempat lain, atau dari satu orang ke orang lain melalui sebuah media atau channel. Saluran atau media komunikasi dapat berupa gelombang udara, gelombang suara, kabel dan Pengertian Media Menurut Para Ahli4. Umpan Balik – FeedbackFeedback atau umpan balik adalah tanggapan yang diberikan oleh penerima pesan yang berupa tanggapan verbal ataupun tanggapan nonverbal. Idealnya, kita merespon pesan yang disampaikan oleh orang lain dengan memberikan umpan balik sehingga sumber pesan mengetahui bahwa pesan telah diterima. Umpan balik adalah bagian dari berbagai situasi komunikasi. Walupun tidak memberikan respon atau diam, itupun sebenarnya adalah bentuk umpan Kode – CodeYang dimaksud dengan kode adalah sebuah susunan sistematis dari simbol-simbol yang digunakan untuk menciptakan makna di dalam pikiran orang atau orang lain. Simbol-simbol yang dimaksud dapat berupa kata-kata, frasa, dan kalimat yang digunakan untuk membangkitkan atau menciptakan gambar, pemikiran, dan ide di dalam kikiran orang lain. Sebuah computer umumnya membawa pesan-pesan melalui kode biner pada kabel atau serat optic. Hal yang sama dapat kita lakukan dengan orang lain dengan menggunakan sebuah kode yang disebut dengan Komunikasi NonverbalTerdapat dua kode yang digunakan dalam komunikasi antar budaya, yaitu kode verbal dan kode nonverbal. Kode verbal terdiri dari simbol-simbol dan susunan gramatikal. Semua bahasa adalah kode. Kemudian, kode nonverbal terdiri atas simbol-simbol yang bukan berupa kata-kata termasuk didalamnya bahasa tubuh, ruang dan waktu, pakaian, dan lain-lain. Kode nonverbal bukanlah kode non-oral. Semua kode non-oral seperti gerakan tubuh adalah kode nonverbal. Kode nonverbal meliputi kode oral seperti suara, durasi, pitch, dan Semiotika KomunikasiTeori Semiotika Charles Sander PeirceTeori Semiotika Ferdinand De Saussure6. Encoding dan DecodingProses komunikasi dapat dilihat sebagai encoding dan decoding. Encoding didefinisikan sebagai sebuah proses mengartikan atau menyandi sebuah ide atau pemikiran ke dalam sebuah kode. Decoding adalah proses memberikan makna terhadap ide atau Komunikasi Dua ArahModel KomunikasiModel Komunikasi Lasswell7. Gangguan – NoiseDalam suatu proses komunikasi, noise atau ganguan adalah segala bentuk interferensi dalam proses encoding dan decoding yang mengurangi kejelasan sebuah pean. Gangguan dapat bersifat fisik seperti suara yang sangat keras atau sebuah perilaku yang tidak biasa misalnya seseorang yang berdiri terlalu dekat dengan kita sehingga kita merasa tidak nyaman. Gangguan juga dapat berupa gangguan mental, psikologis, atau semantic. Baca Hambatan-hambatan komunikasiPemahaman tentang berbagai unsur dalam komunikasi antar budaya merupakan salah satu jalan yang dapat mengantarkan kita memiliki kompetensi komunikasi antar dan Co-culturesMenurut Pearson dkk 2009, yang dimaksud dengan budaya adalah sebuah kombinasi yang unik dari berbagai ritual, religi, kepercayaan, cara berpikir, dan cara menyatukan sekelompok orang. Sementara itu, yang dimaksud dengan co-cultures adalah sebuah kelompok yang ada dalam budaya yang lebih besar, yang dominan, tetapi memiliki karakteristik yang berbeda secara signifikan dari budaya dominan. Misalnya, orang Indonesia yang pindah ke Amerika, berarti ia pindah dari sebuah budaya Indonesia ke sebuah co-culture orang Indonesia di Amerika. Imigrasi orang Indonesia ke Amerika adalah salah satu bentuk kontak Komunikasi BisnisUmumnya, mereka yang berimigrasi ke Negara lain selalu mengalami yang namanya gagar budaya atau culture shock. Menurut Pedersen 1995 proses terjadinya culture shock melalui 5 lima tahapan, yaitu Euphoria inisial atau tahapan bulan madu dimana segala sesuatunya adalah baru dan sangat iritasi, dan permusuhan karena perbedaan pengalaman dalam budaya baruReintegrasi petunjuk baru dan berkembangnya kemampuan untuk menjadi bermanfaat dalam budaya baruPenyesuaian bertahap terhadap otonomi dan menyadari elemen-elemen baik dan buruk baik di rumah maupun di tempat yang baruInterdependensi resiprokal dalam artian orang telah mencapai bikulturalisme melalui kemampuan untuk mencapai rasa nyaman baik di rumah maupun budaya baru Jandt, 2009 403.Baca Komunikasi GenderBagi para imigran, perkembangan fungsional dan kesesuaian psikologis ke dalam budaya baru disebut sebagai akulturasi. Menurut Young Yun Kim dalam Jandt 2009 403 terdapat beberapa faktor yang dapat membuat para imigran berhasil dalam proses akulturasi, yaitu kesamaan budaya serta karakteristik dan pengalaman pribadi. Sementara itu, Berry, Kim, dan Boski 1987 menggambarkan proses akulturasi dalam hbungannya dengan dua dimensi nilai yaitu nilai yang ditempatkan untuk menjaga identitas budaya sendiri serta nilai yang diberikan untuk mengembangkan hubungan dengan kelompok lain dalam budaya proses akulturasi dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok, yaitu Marjinalisasi mengacu pada hilangnya identitas budaya dan tidak memiliki kontak psikologis dengan masyarakat dan segregasi mengacu pada menjaga budaya sendiri dan tidak turut serta dalam budaya sebagai hasil meleburnya identitas sendiri dan ikut serta secara penuh ke dalam budaya yaitu menjaga bagian-bagian penting budaya sendiri setelah menjadi bagian integral dari budaya Proses Komunikasi InterpersonalProses Interaksi SosialJenis-jenis Interaksi SosialKompetensi Komunikasi Antar BudayaKomunikasi yang kita lakukan dengan orang lain yang berbeda secara budaya seringkali diasosiasikan dengan adanya tanggapan emosional yang menuju pada kecemasan. Di era globalisasi seperti sekarang ini, kita dituntut untuk siap bertemu dengan orang-orang yang memiliki perbedaan bahasa, kebiasaan yang tidak biasa, perbedaan dalam gaya berkomunikasi dan lain-lain. Untuk itu kita harus mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan preferensi pribadi agar dapat diterima atau hanya untuk bertahan. Yang dimaksud dengan kompetensi komunikasi antar budaya adalah perilaku yang sesuai dan efektif dalam konteks yang diberikan Spitzberg dalam Samovar, 2010 384.Komponen Kompetensi Komunikasi Antar BudayaMenurut Larry A. Samovar, dkk 2010, sebagian besar penelitian dalam ranah kompetensi komunikasi antar budaya menyebutkan bahwa terdapat 5 lima komponen kompetensi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berinteraksi secara lebih efetif dan sesuai dalam budaya lain. Kelima komponen tersebut adalah sebagai berikut Motivasi untuk berkomunikasiDalam kompetensi komunikasi antar budaya, motivasi berkomunikasi terkait dengan keinginan seseorang untuk memperbaiki kemampuan berkomunikasi. Sebagai seorang komunikator yang termotivasi, kita harus memperlihatkan minat, membuat usaha untuk berbicara dan memahami serta memberikan bantuan. Kita juga harus memperlihatkan bahwa kita ingin berhubungan dengan orang lain pada tingkatan personal dan memiliki perspektif internasional ketika berinteraksi dengan orang lain yang berbeda budaya. Agar komunikasi antar budaya menjadi komunikasi yang efektif, maka kita harus termotivasi untuk keluar dari batasan pribadi dan berusaha untuk belajar tentang pengalaman orang lain yang bukan merupakan bagian dari hidup kita. Memiliki motivasi untuk berkomunikasi adalah sebuah langkah pertama yang sangat penting untuk mengatasi kekerasan dan budaya yang sesuaiMaksudnya adalah bahwa kita memiliki kepedulian diri dan memahami berbagai peraturan, norma-norma, dan harapan yang terkait dengan budaya seseorang dengan siapa kita berinteraksi. Misalnya, dalam bidang komunikasi kesehatan. Seorang perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang perbedaan budaya karena apabila tidak dapat menimbulkan kesalahpahaman atau kesalahan dalam menginterpretasi apa yang ingin dikomunikasikan oleh pasien. Hal ini dapat meyebabkan seorang pasien tidak mendapatkan perawatan terdapat dua macam pengetahuan yang kita perlukan agar memiliki kompetensi yang utuh, yaitu pengetahuan akan isi dan pengetahuan akan prosedural. Yang dimaksud dengan pengetahuan akan isi adalah pengetahuan tentang tema, kata, makna, dan lain-lain yang diperlukan dalam sebuah situasi. Sementara itu, yang dimaksud dengan pengetahuan akan prosedural adalah mengetahui bagaimana kita merancang, merencanakan, dan menampilkan pengetahuan tersebut dalam situasi komunikasi yang sesuaiSebagai seorang komunikator antar budaya yang kompeten, maka kita harus dapat mendengar, mengamati, menanalisa, menginterpretasikan, serta menerapkan beberapa perilaku tersebut ke dalam sebuah sikap atau kelakuan yang dapat membuat kita mencapai tujuan yang kita komunikasi yang diperlukan oleh partisipan adalah memiliki rasa kepekaan terhadap orang lain atau budaya lain yang disajikan dalam sebuah interaksi. Sensitivitas mencakup menjadi fleksibel, sabar, empati, terbuka terhadap perbedaan, minat terhadap budaya lain, dan nyaman dengan orang kita tidak diterima oleh orang lain sebagai seseorang yang memiliki karakter yang baik maka kesempatan kita untuk meraih kesuksesan akan berakhir. Intinya adalah, bagaimana kita bertindak diluar berbagai pilihan yang ada ketika kita berinterkasi dengan orang lain yang berbeda budaya. Hal ini biasanya terkait dengan karakter dapat dipercaya, misalnya kejujuran, hormat, keadilan, dan kemampuan dalam membuat berbagai pilihan yang Etika KomunikasiManfaat Mempelajari Unsur-Unsur Komunikasi Antar BudayaMempelajari berbagai unsur komunikasi antar budaya dapat memberikan manfaat bagi kita agar komunikasi yang efektif dapat tercapai. Selain itu, kita dapat memahami bagaimana menjadi seorang komunikator dari komunikasi antar budaya yang memiliki uraian singkat tentang unsur-unsur komunikasi antar budaya yang terdiri dari pengirim pesan, penerima pesan, pesan, media, umpan balik, kode, encoding dan decoding, serta gangguan. Semoga dapat memperkaya wawasan kita tentang komunikasi antar budaya, kompetensi komunikasi antar budaya, serta ilmu komunikasi pada umumnya. Semoga bermanfaat.[toggle title=Artikel Komunikasi LainnyaTeori Efek Media MassaJurnalistik Online – Analisis FramingJurnalistik Televisi – Komunikasi PembangunanSistem Komunikasi InterpersonalLiterasi Media – Fotografi JurnalistikKonvergensi Media – Komunikasi GenderTeori Uses and Gratifications – Cabang Ilmu Komunikasiteori komunikasi menurut para ahliteori komunikasi politikteori media baruteori public relationsTeori Komunikasi OrganisasiTeori Dramaturgi
Abstrak Komunikasi antarbudaya berkembang berdasarkan 2 premis yang saling berhubungan. Pertama, anda hidup pada masa ketika perumbahan teknologi, perjalanan, sistem ekonomi dan politik, pola imigrasi, dan kepadatan penduduk telah mengakibatkan suatua dunia dimana anda secara teratur berintereaksi dengan orang lain dari budaya yang berbeda. Kedua, sekarang ini, orang sangat peka terhadap fakta bahwa pengaruh budaya terhadap komunikasi sangat dekat dan besar. Latarbelakang budaya dan pengalaman menolong anda menentukan bagaiamana dunia ini seharusnya bagi anda dan bagaiamana anda berintereaksi dengan dunia itu. Komponen dasar dari kompetensi komunikasi adalah motivasi, pengetahuan, keterampilan, sensitive, dan karakter. Kompotensi antar budaya berarti memiliki kemampuan untuk berintereaksi dengan efektif dan pantasan dengan anggota budaya yang lain. Untuk meningkatkan komunikasi antar budaya, anda harus mengetahui budaya anda, mengenali perilaku pribadi dan gaya komunikasi anda, memonitor diri anda sendiri, berempati,menyadari perbedadaan budaya dalam mendengar,umpan balik, mengembangkan fleksibiltas komunikasi, dan belajar mengenai adaptasi budaya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Miftahul Janna Natsir1, Lisnawati L2, Yusriana3, Nurul Fatiha4, Siti Nurfadliah Z5 1,2,3,4,5Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muslim Indonesia Jalan Urip Sumoharjo KM 5, Makassar Email 06520180002 Abstrak Komunikasi antarbudaya berkembang berdasarkan 2 premis yang saling berhubungan. Pertama, anda hidup pada masa ketika perumbahan teknologi, perjalanan, sistem ekonomi dan politik, pola imigrasi, dan kepadatan penduduk telah mengakibatkan suatua dunia dimana anda secara teratur berintereaksi dengan orang lain dari budaya yang berbeda. Kedua, sekarang ini, orang sangat peka terhadap fakta bahwa pengaruh budaya terhadap komunikasi sangat dekat dan besar. Latarbelakang budaya dan pengalaman menolong anda menentukan bagaiamana dunia ini seharusnya bagi anda dan bagaiamana anda berintereaksi dengan dunia itu. Komponen dasar dari kompetensi komunikasi adalah motivasi, pengetahuan, keterampilan, sensitive, dan karakter. Kompotensi antar budaya berarti memiliki kemampuan untuk berintereaksi dengan efektif dan pantasan dengan anggota budaya yang lain. Untuk meningkatkan komunikasi antar budaya, anda harus mengetahui budaya anda, mengenali perilaku pribadi dan gaya komunikasi anda, memonitor diri anda sendiri, berempati,menyadari perbedadaan budaya dalam mendengar,umpan balik, mengembangkan fleksibiltas komunikasi, dan belajar mengenai adaptasi budaya. Kata Kunci komunikasi, antarbudaya PENDAHULUAN Bisa dikatakan bahwa komunikasi merupakan hal yang terpenting atau viral bagi manusia. Tanpa komunikasi maka manusia bisa dikatakan “tersesat” dalam belantara kehidupan ini. “orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan akan „tersesat‟, karena ia tidak bisa menaruh dirinya dalam lingkungan sosial” Deddy Mulyana, 20035. Betapa pentingnya komunikasi, terlihat dari semakin inovatifnya perkembangan teknologi komunikasi itu sendiri. Perkembangan media komunikasi sungguh sangat menakjubkan di era digital saat ini. Sebagai contoh adalah teknologi percetakan, dahulu kala sebelum ditemukannya kertas dan mesin cetak, manuskrip maupun buku ditulis dengan menggunakan tinta, lalu meningkat dengan munculmya alat cetak sederhana yang mengharuskan operator mesin tersebut menyusun satu demi satu huruf yang diperlukan. Jelas ini memelukan ketelitian yang sangat dan waktu yang cukup lama bahkan hingga berbulan-bulan. Akan tetapi saar Gutenberg di tahun 1456 menemukan mesin cetak, maka pekerjaan percetakan bisa dilakukan dalam hitungan jam. Selain, mengatasi persoalan waktu kemajuan teknologi komunikasi bisa mengaburkan batas-batas geografis atau wilayah. Munculnya alat-alat elektronik dengan sistem komputerisasinya menyebabkan teknologi dalam berkomunikasi ini berkembang dengan sangat pesatnya. Sebagai ilustrasi, kemunculan internet dan perangkat pendukungnya berupa email atau surat elektronik dianggap sebagai teknologi tercepat yang dapat menggantikan keberadaan surat pos. Akan tetapi seiring dengan perkembangan teknologi kemunculan telepon genggam dengan fasilitas SMS short message service atau layana pesan singkat mampu mengatasi kendala-kendala yang mungkin tibul bila menggunakan email, salah satunya adalah penggunaan telepon genggam dalam kondisi dan wilayah yang berbeda. Sederhana atau bahkan tidak bisa dibayangkan pada awal mulanya. Dari sekadar bahasa-bahasa sederhana layaknya bahasa isyarat, gambar-gambar di gua atau pictograph hingga kode/bunyi titik panjang pendek dalam komunikasi rahasia sandi Morse. PEMBAHASAN Hakikat Budaya Merujuk arti budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2003169, lema budaya bisa diartikan sebagai 1 pikiran, akal budi ; 2 adat istiadat; 3 sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang beradab, maju; dan 4 sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Secara pendekatan teori misalnya dalam tradisi antropologi, Cliffort Geerzt dalam Martin dan Nakayama, 199747 mengartikan budaya sebagai nilai yang secara historis memiliki karakteristiknya terdiri dan bisa dilihat dari symbol –symbol yang muncul. Symbol tersebut bermakna sebagai sebuah sistem dari konsep ekspresi komunikasi di antara manusia yang terus berkembang seiring pengetahuan manusia dalam menjalani kehidupan ini. Oleh karena itu, dalam defenisi ini budaya merupakan nilai, kebiasaan, atau kepercayaan yang akan terus berkembang. Sementara dalam pandangan psikologi, sebagaimana yang di populierkan Geert Hofstede 198421, budaya diartikan tidak sekedar sebagai respons dari pemekiran manusia atau “programming of the mind”, melainkan juga sebagai jawaban atau respons dari interaksi antarmanusia yang melibatkan pola-pola tertentu sebagai anggota kelompok dalam merespons lingkungan tempat manusia itu berada. Definisi Hofstede ini menekankan bahwa pada dasarnya manusia sebagai individu memiliki pemikaran , karakteristik, sudut pandang , atau image yang berbeda. Perbedaan itulah yang pada dasarnya muncul dari hubungan dengan individu lain; misalnya seorang anak akan memiliki karakter yang berbeda sesuai dengan karakter yang dilihatnya atau dialaminya dalam berinteraterksi terhadap orang tua. Selanjutnya, karakter sang anak akan terus berubah ketika ia berada dalam kelompok yang jauh lebih luas dan besar di bandingkan lingkuangan rumah. Dengan demikian dalam prespektif psikologi makna kata budaya lebih cenderung menekankan budaya sebagai upaya yang dilakukan manusia dalam menghadapi persoalan kehidupan, dalam berkomunikasi, maupun upaya untuk pemenuhan kebutuhan secara fisik maupun psikis. Sementara dalam pendekatan etnografi, budaya diartikan sebagai konstruksi sosial maupun historis yang mentrasmisikan pola-pola tertentu mealaui symbol, pemaknaan, premis, bahkan tertuang dalam aturan. Gerry Philipsen,1992;7-8 dalam Martin dan Nakayama, 1997;49. Adappun Marvin Harris 1968;16 mendefenisikan kebudayaan sebagia berbagai pola tingkah laku yang tidak bisa dilepaskan dari ciri khas dari kelompok masyarakat tertentu, misalnya ada istiadat. Definisi budaya dalam perspektif semiotika diartikan sebagai persoalan makna. Menurut Thwaites et al. 2002;1 menjelaskan bahwa budaya adalah sekumpulan praktik sosial yang melaluinya makna diproduksi, disirkulasikan, dan dipertukarkan. Makna ini tersebut berada dalam tataran komunikasi baik komunikasi antarindividu maupun komunikasi yang terjadi dalam kelompok. Sehingga budaya bukanlah makna yang berasal dari luar kelompok dan juga bukan menjadi nilai-nilai yang baku. Sifat alamiah makna pada dasarnya tidaklah bisa kekal karena manusia, baik sebagai individu maupun anggota kelompok, selalu dipengaruh oleh aspek-aspek sosial, misalnya pendidkan, politik ekonomi, dan sebagianya. Aspek sosial inilah yang memberikan khazanah pemaknaan yang dalam pandangan Thwaites et al. sebuah makna itu selalu berpindah, membelok, mengalami reproduksi, dan juga saling di pertukarkan. Oleh karena itu, budaya bukanlah terjadi dalam ruang imajinasi, melainkan berada Dalam praktik komunikasi antarmanusia. Misalnya, kita bisa mengetahui ekspresi seseorang dari foto yang dikirimkan olehnya tanpa perna sekalipun kita bertemu dengan orang tersebut. Namun, dalam konteks budaya melalui perspektif semiotika ini, makna ekspresi yang ditampilakan tentu saja sesuai dengan praktik sosial yang secara umum berlaku. Tidak dapat dipungkiri bahwa budaya merupakan nilai-nilai yang muncul akibat interaksi antarmanusia di suatu wilayah atau Negara tertentu. Budaya inilah yang menjadi acuan dasar bahakan bisa menjadi rel bagi proses komunikasi antarmanusia yang ada di dalamnya. Karena ia muncul dalam wilayah tertentu, tentu saja budaya memiliki keragaman,perbedaan, hingga keunikan yang membedakan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Misalnya, dalam segi bahasa kata “dahar” bagi mereka yang bersuku jawa kata terrsebut merupakan ungkapan halus untuk kata makan dan ditujukan untuk orang tua atau kepada mereka yang dihormati. Sementara kata”dahar” sangat bertolak belakang maknanya bagi suku Sunda. meskipun kata tersebut bisa di maknai sebagai makan, tetapi suku Sunda ungkapan tersebut merupakan ungkapan kasar apabila ditujukan kepada orang tua. Perbedaan inilah yang bisa memunculkan dua sisi bertolak belakang. Sisi positif, perbedaan budaya memberikan khazanah tersendiri bagi kelompok masyarakat tersebut; bahwa mereka memiliki ciri khusus yang bisa membedakan dengan kelompok lain. Juga, akan memunculkan ikatan yang sangat kuat di antara anggota kelompok masyarakat yang tidak hanya terjadi di wilayah tempat di mana mereka berada saja, melainkan di berbagai wilayah. Adapun sisi negatifnya, perbedaan budaya bisa menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi dan dalam tataran tertentu perbedaan persepsi ini bisa menimbulkan konflik antarindividu atau kelompok dalam berkomunikasi. Di sinilah pentingnya pemahaman bahwa komunikasi memberikan pengaruh terhadap budaya dan juga terhadap interaksi baik individu atau dalam kelompok. Pengertian Komunikasi Antarbudaya Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi Tubbs, Moss1996. Komunikasi antar budaya memiliki akarnya dalam bahasa khususnya sosiolinguistik, sosiologi, antropologi budaya, dan psikologi. Dari keempat disiplin ilmu tersebut, psikologi menjadi disiplin acuan utama komunikasi lintas budaya, khususnya psikologi lintas budaya. Pertumbuhan komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis memiliki tempat yang utama, terutama perusahaan-perusahaan yang melakukan ekspansi pasar ke luar negaranya notabene negara-negara yang ditujunya memiliki aneka ragam budaya. Selain itu, makin banyak orang yang bepergian ke luar negeri dengan beragam kepentingan mulai darimelakukan perjalanan bisnis, liburan, mengikuti pendidikan lanjutan, baik yang si&atnya sementara maupun dengan tujuan untuk menetap selamanya. Satelit komunikasi telah memba'a dunia menjadi semakin dekat, kita dapat menyaksikan beragam peristi'a yang terjadi dalam belahan dunia,baik melalui layar televisi, surat kabar, majalah, dan media on line. Melalui teknologi komunikasi dan informasi, jarak geografis bukan halangan lagi kita untuk melihat ragam peristi'a yang terjadi di belahan dunia. Meluhan dalam infante 1990 371 menyatakan bah'a dunia saat ini telah menjadi "global village" yang mana kita mengetahui orang dan peristiwa yang terjadi di negara lain hampir sama seperti layaknya seorang warga negara dalam sebuah desa kecil yang menjadi tetangga negara-negara lainnya. Perubahan sosial adalah hal lain yang berpengaruh dalam komunikasi antar budaya adalah dengan makin banyaknya perayaan-perayaaan budaya sebuah etnis dalam sebuah negara. Perbedaan budaya dalam sebuah negara menciptakan keanekaragaman pengalaman, nilai, dan cara memandang dunia. Keanekaragaman tersebut menciptakan pola-pola komunikasi yang sama di antara anggota-anggota yang memiliki latar belakang sama dan mempengaruhi komunikasi di antara anggota-anggota daerah dan etnis yang berbeda. Perusahaan-perusahaan yang memiliki cabangnya di luar negeri, tentunya merupakan syarat mutlak bagi para karyawannya untuk memiliki bekal pengetahuannya yang cukup mengenai situasi dan kondisi budaya yang akan dihadapinya intercultural competence, salah-salah jika mereka gagal berkomunikasi dengan budaya yang dihadapinya, perusahaan hanya akan bertahan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Gudykunst and Kim 200317 mengkonsepkan fenomena komunikasi antar budaya sebagai "sebuah transaksional. Sebuah transaksional, proses simbolik yang mencakup pertalian antar individu dari latar belakang budaya yang berbeda. Kata kuncinya adalah proses. Dalam wacana orang Swedia istilah kulturmote literally cultural encounter seringkali diartikan pada beberapa singgungan atau pertentangan antar budaya seperti, dalam literatur, gaya komunikasi, gaya manajemen, adat istiadat, dan orientasi nilai. Namun demikian, beberapa pertemuan biasa dianalisis tanpa mempertimbangkan pada karakter prosesnya. Komunikasi antar budaya seharusnya, dapat dipandang dan dianalisa sebagai sebuah proses yang kompleks, bukan sekedar sebuah pertemuan. Lebih lanjut, komunikasi antar budaya, oleh beberapa ilmuwan sosial dilihat sebagai sebuah disiplin akademik-data dikatakan, satu cabang dari ilmu komunikasi, berlabuh dalam karakteristik ontologinya, epistemo-logi dan asumsi-asumsi aksilogi. Pada saat yang bersamaan, komunikasi antar budaya adalah sebuah lingkup studi yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lainnya seperti psikologi, psikologi sosial, sosiologi, pendidikan, studi media, antropologi budaya dan manajemen. Bagi ilmu-ilmu tersebut, komunikasiantar budaya dipandang sebagai sebuah objek studi atau sebuah permasalahan dalam bidang disiplin ilmu-ilmu tersebut. Damen 19872 mendefinisikan komunikasi antar budaya sebagai tindakan-tindakan komunikasi yang dilakukan oleh individu-individu yang diidentifikasikan dengan kelompok-kelompok yang menampilkan variasi antar kelompok dalam bentuk pertukaran sosial dan budaya. Pertukaran bentuk, ekspresi individu, adalah variabel-variabel utama dalam tujuan, tatakrama, cara, dan arti-arti yang mana proses komunikatif memberikan efek. Komunikasi antar budaya, Lustig and Koester's menyatakan2003 49-51, adalah sebuah proses simbolik yang mana orang dari dari budaya-budaya yang berbeda mneciptakan pertukaran arti-arti. Hal tersebut terjadi ketika perbedaan-perbedaan budaya yang besar dan penting menciptakan interpretasi dan harapan-harapan yang tidak sama mengenai bagaimana berkomunikasi secara baik. Jandt 20044 mengatakan komunikasi antar budaya tidak hanya komunkasi antar individu tapi juga di antara kelompok-kelompok dengan identifikasi budaya yang tersebar. Ringkasnya, komunikasi antar budaya menjelaskan interaksi antar individu dan kelompok-kelompok yang memiliki persepsi yang berbeda dalam perilaku komunikasi dan interpretasi. Beberapa studi mengenai komunikasi antar budaya menguji apa yang terjadi dalam kontak dan interaksi antar budaya ketika proses komunikasi mencakup orang-orang yang secara budaya tersebar Samover & Porter 1997. Sebuah permasalahan yang sama dalam komunikasi antar budaya muncul "ketika orang-orang yang menjelaskan dirinya sebagai kelompok yang berbangsa dan beretnis sama tidak mau melakukan pertukaran ide-ide mengenai bagaimana menunjukkan identitas mereka dan tidak menyetujui tentang norma-norma untuk interaksi". Collier 199743. Untuk mencapai komunikasi antar budaya yang efektif, individu seharusnya mengembangkan kompetensi antar budaya merujuk pada keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai komunikasi antar budaya yang efektif. Jandt 1998,2004 mengidentifikasikan empat keterampilan sebagai bagian dari kompetensi antar budaya, yaitu personality strength, communication skills, psychological adjustment and cultural awareness. Tidak dapat diragukan bahwa kompetensi antar budaya adalah sebuah hal yang sangat penting saat ini. Pendatang sementara secara kolektif disebut sebagai sojourners atau biasa kita kenal dengan istilah ekspatriat, yaitu sekelompok orang asing stranger yang tinggal dalam sebuah negara yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengan negara tempat mereka berasal. Oberg 1960 menggunakan istilah sojourners untuk mengindikasikan kesulitan-kesulitan yang muncul dari pembukaan lingkungan yang tidak dikenal. Kesulitan yang dialami oleh sojourners tidak sama. beberapa variabel utama mencakup jarak antara budaya tempat mereka berasal dengan budaya tempat pribumi, jenis keterlibatan, lamanya kontak, dan status pendatang dalam sebuah negara. berdasarkan hasil beberapa penelitian mengatakan bahwa tinggal di negara orang lain tidak secara otomatis menggiring pada sikap positif terhadap negara tersebut. Bukti dalam penelitian seringkali muncul yang negatifnya dibandingkan dengan yang positifnya selama tinggal di negara orang lain, setidaknya di kalangan pelajar Stroeb, Lenket, & Jonas, 1988. Konsep-Konsep Kajian Budaya Dalam bukunya, Stuart Hall 1996 menjelaskan bahwa dengan "budaya" yang dimaksudkannya meliputi praktik-praktik budaya, representasi-representasi, bahasa dan kebiasaan-kebiasaan dari suatu masyarakat konsep-konsep kunci dalam kajian budaya antara lain, menurut Barker 20127-10 1. Praktik-praktik budaya signifying practices dalam syarkat yang menghasilkan makna. Budaya yang dimaksudkan adalah makna sosial yang dibagi, yakni bagaiamana dunia dan kehidupan dimaknai. 2. Representasi. Pertanyaan dasar dari studi-studi budaya adalah pada representasi-representasi, yakni pada 'bagaimana dunia dikonstruksi secara sosial dan direpresentasikan kepada dan oleh kita dalam cara-cara yang bermakna. 3. Materialisme dan Non-reductionism. Kajian budaya selama ini fokus pada ekonomi industrialisasi modern dan budaya media yang Terorganisir dalam garis kapital. Representasi kemudian dilihat sebagai hasil produksi dari korporasi yang diatur dan diarahkan oleh motif atau orientasi profit/keuntungan. 4. Artikulasi. Kajian budaya juga memilih menggunakan konsep 'artikulasi ', dalam rangka untuk menteorikan hubungan-hubungan antara komponen dari formasi sosial. Konsep artikulasi adalah konsep yang dimaksudkan untuk upaya melakukan representasi/ekspresi dan membawa bersama atau 'putting together'. 5. Kekuasaan power. Konsep 'kekuasaan' menjadi sentral pertanyaann dalam studi-studinya. Kekuasaan selalu berada di setiap tingkatan hubungan sosial. Kekuasaan tidak hanya yang menyatukan kebersamaan sosial atau keseragaman, atau menekankan tekanan melalui subordinasi terhadap proses-proses sosial, tindakan sosial dan hubungan yang terjadi. 6. Budaya populer. Kajian budaya melihat budaya popular seringkali menjadi dasar kajiannya. Budaya pop yang diproduksi menghasilkan banyak sekali praktik-praktik proses produksi makna yang beragam. Dalam budaya pop, nilai-nilai, ideologi, subordinasi, representasi dan eksistensi kekuasaan dan ekonomi politik diartikulasikan. 7. Teks dan pembaca/penonton. Kajian budaya memperhatikan elemen medium seperti teks, terutama praktik-praktik teks yang terhegemoni. Teks tidak hanya berupa tulisan, melainkan juga gambar image, suara sounds, objek seperti pakaian, aktivitas seperti menari dan olah raga. Selama hal-hal ini merupakan sistem tanda dan bisa disamakan sebagai mekanisme 'bahasa'maka hal-hal ini disebut sebagai 'teks budaya'atau cultural texts. 8. Subjektifitas dan identitas. Momen konsumsi teks yang dilakukan oleh audiens pembaca maupun penonton Merupakan proses yang di bentuk oleh Subjektifitas dan identitas lalu menjadi isu sentral bagi kajian budaya di tahun 1990an. Komunikasi Antarbudaya Era Modern Kehidupan modern ini ditandai dengan adanya peningkatan kualitas perubahan sosial yang lebih jelas yang sudah meningkatkan fase transisi kehidupan desa yang sudah maju. Kehidupan masyarakat modern sudah cosmopolitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol, profesionalisme di segala bidang dan penghargaan terhadap profesi menjadi kunci hubungan sosial diantara elemen masyarakat. Namun disis lain sekularisme menjadi sangat dominan dalam sistem yang sudah mekanik, kaku, dan hubungan-hubungan sosial ditentukan berdasarkan pada kepentingan masing-masing kepentingan masyarakat. Masyarakat modern pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari masyarakat transisi sehingga memiliki pengetahuan yang lebih luas dan pola piker yang lebih rasional dari semua tahapan kehidupan masyrakat sebelumnya, walaupun kadang pendidikan formal saja tidak cukup untuk menghantarkan masyarakat pada tingkat pengetahuan dan pola piker semacam itu. Secara demografis masyarakat modern menempati lingkungan perkotaan yang cenderung gersang dan jauh dari situasi yang sejuk dan rindang Bungin, 200694. Dalam era modern ini muncul dan berkembang berbagai model dan bentuk dalam komunikasi antarbudaya. Ada beberapa jenis atau model komunikasi yang menjadi bagian dari komunikasi antarbudaya. Diantaranya adalah sebagai berikut Purwasito, 2003122 a. Komunikasi internasional Internasio-nal Communications, yaitu proses komunikasi anatar bangsa dan Negara. Komunikasi ini tercermin dalam diplomasi dan propaganda, dan seringkali berhubungan dengan situasi intercultural antarbudaya dan interracial antarras. Komunikasi internasional lebih menekankan kepada kebijakan dan kepentingan suatu Negara dengan Negara lain yang terkait dengan masalah ekonomi, politik, pertahanan, dan lain-lain. b. Komunikasi antarras interracial communication, yaitu suatu komuni-kasi yang terjadi apabila sumber dan komunikan berbeda ras. Ciri penting dari komunikasi antarras ini adalah peserta komunikasi berbeda ras. Ras adalah sekelompok orang yang ditandai dengan ciri-ciri biologis yang sama. Secara implisit komunikasi antara ini termasuk ke dalam komunikasi antarbudaya. c. Komunikasi antaretnis interethnic communication, yaitu berkaitan dengan keadaan sumber komunikannya, sama ras/suku bangsa tetapi berbd asal etnis dan latar belakangnya. Kelompok etnik adalah kelompok orang yang ditandai dengan bahasa da nasal-usul yang sama. Oleh karena itu komunikasi antarenik merupakan komunikasi antarbudaya. Adapun bentuk-bentuk komunikasi antarbudaya adalah meliputi bentuk-bentuk komunikasi lain, yaitu sebagaimana berikut ini DeVito, 1997480 a. Komunikasi antara kelompok agama yang berbeda, Misalnya, antara orang Katolik Roma dengan Episkop, atau antara orang Islam dan orang Jahudi. b. Komunikasi antara subkultur yang berbeda. Mislanya antara dokter dengan pengacara, atau antara tunanetra dan tunarungu. c. Komunikasi antara suatu subkultur dan kultur yang dominan. Misalnya, antara kaum homoseks dank au heteroseks, atau antara kaum manua dan kaum muda d. Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda, yaitu antara pria dan wanita. Komunikasi antarbudaya diartikan sebagai komunikasi antarpribadi yang dilakukan ole mereka yang berbeda latar belakang kebudayaan. Define lain mengatakan bahwa yang menandai komunikasi antarbudaya adalah bahwa sumber dan penerimanya berasal dari budaya yang berbeda. Fred E. Jandt sebagaimana sikutip oleh Purwasito mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka diantara orang-orang budayanya intercultural communication generally refers of face-to face interaction among people of divers culture. Sedangkan Collier dan Thomas yang juga dikutip oleh Purwosito, mendefinisikan komunikasi antarbudaya “as communication between persons who identity themselves as distict from other in a cultural sense” Purwasito, 2003122. Komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya yang lainnya. Dalam keadaan demikian, kita segera diharapkan kepada masalah-masalah penyandian pesan, dimana dalam situasi komunikasi suatu pesan disandi dalam suatu budaya dan harus disandi balik dalam budaya lain. Komunikasi antarbudaya intercultural communication adalah proses pertukaran pikiran dan makna antara orang-orang berbeda budaya. Ketika komunikasi terjadi antara orang-orang berbeda bangsa, kelompok ras, atau komunitas bahasa, komunikasi antarbudaya pada dasarnya mengkaji bagaimana budaya berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi apa makna pesan verbal dan nonverbal menurut budaya-budaya bersangkutan, apa yang layak dikomunikasikan, bagaimana cara mengkomunikasikannya, dan kapan mengkomunikasinnya Mulyana, 2004. PENUTUP Budaya adalah sekumpulan praktik sosial yang melaluinya makna diproduksi, disirkulasikan, dan dipertukarkan. Makna ini tersebut berada dalam tataran komunikasi baik komunikasi antarindividu maupun komunikasi yang terjadi dalam kelompok. perbedaan budaya memberikan khazanah tersendiri bagi kelompok masyarakat tersebut; bahwa mereka memiliki ciri khusus yang bisa membedakan dengan kelompok lain. Juga, akan memunculkan ikatan yang sangat kuat di antara anggota kelompok masyarakat yang tidak hanya terjadi di wilayah tempat di mana mereka berada saja, melainkan di berbagai wilayah. Adapun sisi negatifnya, perbedaan budaya bisa menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi dan dalam tataran tertentu perbedaan persepsi ini bisa menimbulkan konflik antarindividu atau kelompok dalam berkomunikasi. Di sinilah pentingnya pemahaman bahwa komunikasi memberikan pengaruh terhadap budaya dan juga terhadap interaksi baik individu atau dalam kelompok. Komunikasi antar budaya memiliki akarnya dalam bahasa khususnya sosiolinguistik, sosiologi, antropologi budaya, dan psikologi. Dari keempat disiplin ilmu tersebut, psikologi menjadi disiplin acuan utama komunikasi lintas budaya, khususnya psikologi lintas budaya. Pertumbuhan komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis memiliki tempat yang utama, terutama perusahaan-perusahaan yang melakukan ekspansi pasar ke luar negaranya notabene negara-negara yang ditujunya memiliki aneka ragam budaya. Selain itu, makin banyak orang yang bepergian ke luar negeri dengan beragam kepentingan mulai darimelakukan perjalanan bisnis, liburan, mengikuti pendidikan lanjutan, baik yang si&atnya sementara maupun dengan tujuan untuk menetap selamanya. Satelit komunikasi telah memba'a dunia menjadi semakin dekat, kita dapat menyaksikan beragam peristi'a yang terjadi dalam belahan dunia,baik melalui layar televisi, surat kabar, majalah, dan media on line. Melalui teknologi komunikasi dan informasi. DAFTAR PUSTAKA Budyatna, Muhammad. 2012. Komunikasi Bisnis Silang Budaya Karakteristik Budaya China. Jakarta Kencana. Darmastuti, Rini. 2013. Komunikasi Antarbudaya Konsep, Teori, dan Aplikasi. Jakarta Buku Litera. Heryadi, H. 2013. Komunikasi Antarbudaya Dalam Masyarakat Multikultur. Online, Diakses 31 Oktober 2018. Ida, R. 2014. Study Media dan Kajian Budaya Konsep-Konsep Kajian Budaya. Jakarta Prenada Media Group. Karim, A. 2015. Komunikasi Antarbudaya di Era Modern. Online, Diakses 1 Januari 2019. Lagu, M. 2010. Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa. Online, Diakses 2 Januari 2019. Mulyana, Deddy. 1990. Komunikasi Antarbudaya dengan orang-orang berbeda budaya Pendekatan Sistem Terhadap Budaya. Jakarta PT. Remaja Rosakarya. Nasrullah, R. 2012. Komunikasi Antarbudaya Hakikat Budaya pp 15-19. Jakarta Kencana. Nugroho, A. 2012. Pola Komunikasi Antarbudaya Batak dan Jawa di Yogyakarta. Online, Diakses 3 Januari 2019. Samovar, Larry, A, Porter, Richard, E, dan McDanial, Edwin, R. 2010. Komunikasi Lintas Budaya Pengertian Komunikasi Antarbudaya. Jakarta Salemba Humanika. Sihabuddin, Ahmas. 2011. Komunikasi Antarbudaya satu perspektif multidimensi Arti Budaya dan komunikasi. Jakarta PT. Bumi Aksara. Suryani, W. 2013. Komunikasi Antarbudaya Yang Efektif. Online, Diakses 2 Januari 2019. Putri AyuniAnni Zuhro Syafrida HasibuaSuhairi SuhairiIntercultural communication develops based on two interconnected premises. First, you live in a time when changing technology, travel, economic and political systems, immigration patterns, and population density have resulted in a world in which you regularly interact with people from different cultures. Second, nowadays, people are very sensitive to the fact that the influence of culture on communication is very close and great. Your cultural background and experience help you determine how the world should be for you and how you will interact with it. Anthropological perspective in intercultural communication is looking at intercultural communication from an anthropological point of view, because the communication already contains cultural values. Intercultural communication is part of the marriage between the disciplines of anthropology and communication which later became a separate discipline both in communication science and in anthropology. Anthropology is one of the fields of science that is the root or foundation of the birth of communication science. In subsequent developments, cultural experts realized the importance of communication in the cultural field. Keywords Intercultural communication and in anthropological perspective Imam Nur HakimSiti HamidahRagam kuliner tradisional di Destinasi Pariwisata Prioritas Yogyakarta sangat lekat dengan unsur budaya. Keragaman dan kekayaan budaya tersebut perlu diiringi dengan upaya pemajuan agar tetap terjaga dan lestari. Salah satu wujud pemajuan kebudayaan tersebut adalah melalui upaya pemanfaatan Objek Pemajuan Kebudayaan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017. Beberapa unsur kebudayaan yang tertera di dalam undang-undang tersebut melekat pada sektor kuliner tradisional Yogyakarta. Melalui pendekatan kualitatif secara deskriptif, kuliner tradisional Yogyakarta berperan dalam membangun karakter budaya, meningkatkan ketahanan bangsa dan kesejahteraan masyarakat, hingga meningkatkan peran aktif dan pengaruh Indonesia dalam hubungan internasional. Melalui dimensi 1 internalisasi nilai budaya, 2 kemampuan inovasi, 3 adaptasi menghadapi perubahan, 4 komunikasi lintas budaya, 5 kolaborasi antarbudaya, 6 keterkaitan dengan kebudayaan dan 7 pariwisata, 8 pengaruhnya terhadap Diplomasi Budaya, dan 9 kemampuannya dalam meningkatkan kerja sama internasional, kuliner tradisional Yogyakarta mampu memajukan objek kebudayaan secara praktis. Selain itu, penelitian ini juga menemukan adanya potensi ketidakseimbangan dalam memposisikan kepentingan pelestarian budaya, nilai tambah pariwisata serta tujuan ekonomi sebagai motivasi utama. The variety of traditional culinary at the Priority Tourism Destinations of Yogyakarta is closely related to cultural elements. To maintain and sustain this cultural diversity and richness, there has to be an effort of advancement and expansion. One form of cultural advancement is utilizing Cultural Enhancement Objects as mandated in Law Number 5 of 2017 concerning the Advancement of Culture. Some of the cultural elements listed in the law are attached to the traditional culinary sector of Yogyakarta. Through a qualitative approach, Yogyakarta's traditional culinary arts have a role in building cultural character, increasing national resilience and community welfare, and increasing Indonesia’s active role and influence in international relations. All these are achieved through the dimensions of 1 internalization of cultural values, 2 innovation capabilities, 3 adaptation to change, 4 cross-cultural communication, 5 intercultural collaboration, 6 linkages with culture, and 7 tourism, 8 its influence on cultural diplomacy, and 9 its ability to increase international cooperation, Yogyakarta's traditional culinary arts can practically advance cultural objects. However, this study also found a potential imbalance in positioning the interests of cultural preservation, tourism added value, and economic goals as the primary Bagus NugrohoPuji LestariIda WiendijartiThis type of research is qualitative research, using the descriptive approach, which seeks to describe a social phenomenon. In other words, this study aims to describe the nature of something that is taking place at the time of the study. This research uses data collection techniques with in-depth interviews, observation and literature study. The results of this research is there are different cultural patterns between the Batak ethnic students in UPN “Veteran” Yogyakarta with the indigenous people of Yogyakarta. The Batak ethnic students in UPN “Veteran” Yogyakarta has a Low Context cultural patterns and masculinity, while the indigenous people of Yogyakarta has a High Context cultural patterns and Femininity. Communcation patern that exists between the Batak ethnic students in UPN “Veteran” Yogyakarta with the indigenous people of Yogyakarta has entered a stage of dynamic intercultural communication having been through an interactive stage and transactional. Intercultural communication that occurs, namely the uses of language, perception, nonverbal forms of communication, food and social interaction. But both are able to interpret and understand the different forms of culturalKomunikasi Antarbudaya di Era ModernA KarimKarim, A. 2015. Komunikasi Antarbudaya di Era Modern. Online, Diakses 1 Januari 2019.Komunikasi Antarbudaya di Kalangan MahasiswaM LaguLagu, M. 2010. Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa. Online, Diakses 2 Januari 2019.Komunikasi Antarbudaya dengan orang-orang berbeda budaya Pendekatan Sistem Terhadap BudayaDeddy MulyanaMulyana, Deddy. 1990. Komunikasi Antarbudaya dengan orang-orang berbeda budaya Pendekatan Sistem Terhadap Budaya. Jakarta PT. Remaja Antarbudaya satu perspektif multidimensi Arti Budaya dan komunikasiAhmas SihabuddinSihabuddin, Ahmas. 2011. Komunikasi Antarbudaya satu perspektif multidimensi Arti Budaya dan komunikasi. Jakarta PT. Bumi Antarbudaya Yang EfektifW SuryaniSuryani, W. 2013. Komunikasi Antarbudaya Yang Efektif. Online, Diakses 2 Januari 2019.
Ruang Lingkup, Pengertian dan Dimensi Komunikasi Antar Budaya Olly Aurora KAB sebagai Suatu Fenomena Sosial Kemajuan yang luar biasa dibidang teknologi komunikasi telah menyebabkan dunia ini terasa sempit. Betapa tidak, untuk mengunjungi negeri-negeri yang jauh atau tempat wisata mancanegara tidak lagi harus datang secara fisik, cukup menyaksikannya melalui layar televisi atau internet. • Diawal pemerintahannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono SBY beberapa kali melakukan telewicara dengan masyarakat dibeberapa propinsi dalam waktu yang bersamaan. Yudhoyono sepertinya memahami betul bahwa tidak mungkin dapat mengunjungi seluruh pelosok Indonesia yang terdiri dari puluhan ribu pulau, maka melakukan telewicara atau teleconference adalah pilihan yang tepat Fenomena inilah yang disebut Mc. Luhan sebagai global village, dimana ciri utamanya disandarkan kepada • Adanya keinginan akan keseragaman yang meningkat. • Adanya keinginan akan pengalaman yang sama. • Meningkatnya pengaruh media elektronik, seperti televisi, satelit komunikasi, antena parabola dan sebagainya Rumondor, 2001. KAB sebagai Suatu Fenomena Sosial • Pertemuan antara individu dengan latar belakang kebudayaan yang berlainan Samovar, 1981 • Masyarakat yang Meletzke, 1978 bersifat mobile dan dynamic • Perbedaan ekspektasi yang sering menimbulkan resiko Hall & Whyte, 1979 • Tumbuh rasa saling membutuhkan di seluruh dunia Schramm, 1976 Ruang Lingkup Komunikasi Antarbudaya Ruang lingkup komunikasi antarbudaya dapat dirinci ke dalam empat wilayah utama, yaitu • Mempelajari komunikasi antarbudaya dengan pokok bahasan proses komunikasi antarpribadi dan komunikasi antarbudaya termasuk di dalamnya, komunikasi di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan, suku bangsa, ras dan etnik. • Komunikasi lintas budaya dengan pokok bahasan perbandingan pola-pola komunikasi antarpribadi lintas budaya. Ruang Lingkup Komunikasi Antarbudaya • Komunikasi melalui media di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan namun menggunakan media. • Mempelajari perbandingan komunikasi massa, misalnya membandingkan sistem media massa antarbudaya, perbandingan komunikasi massa, dampak media massa, tatanan informasi dunia baru. Perlunya Mempelajari KAB • Litvin merinci sekurang-kurangnya 12 alasan mengenai pentingnya mempelajari komunikasi antarbudaya, yaitu 1. Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman budaya sangat diperlukan 2. Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota-anggota budaya tersebut meskipun nilai-nilai berbeda. 3. Nilai-nilai setiap masyarakat se”baik” nilai-nilai masyarakat lainnya. Perlunya Mempelajari KAB 4. Setiap individu dan/atau budaya berhak menggunakan nilainya sndiri. 5. Perbedaan-perbedaan individu itu penting, namun ada asumsi-asumsi dan pola-pola budaya mendasar yang berlaku. 6. Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai budaya lain. Perlunya Mempelajari KAB 7. Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan dengan orang lain kita memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan masalah manusia. 8. Pemahaman atas orang lain secara lintas budaya dan antarpribadi adalah suatu usaha yang memerluka kebranian dan kepekaan. Semakin mengancam pandangan dunia orang itu bagi pandangan dunia kita, semakin banyak yang harus kita pelajari dia, tetapi semain berbahaya untuk memahaminya. 9. Pengalaman-pengalaman antarbudaya dapat menyenangkan dan menumbuhkan kepribadian. Perlunya Mempelajari KAB 10. Keterampilan-keterampilan komunikasi yang diperoleh memudahkan perpindahan seseorang dari pandangan yang monokultural terhadap interaksi manusia ke pandangan multikultural. 11. Perbedaan-perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan penerimaan dalam komunikasi, namun perbedaan-perbedaan tersebut secara arbitrer tidaklah menyusahan atau memudahkan. Perlunya Mempelajari KAB 12. Situasi-situasi komunikasi antarbudaya tidaklah static dan bukan pula stereotip. Karena itu, seorang komunikator tidak dapat dilatih untuk mengatasi situasi. Ia harus disiapkan untuk menghadapi suatu situasi eksistensial. Dalam konteks ini kepekaan, pengetahuan dan keterampilannya bisa membuatnya siap untuk berperan serta dalam menciptakan lingkungan yang efektif dan saling memuaskan Mulyana, ed. , 2001 xi. Perlunya Mempelajari KAB • Kesadaran Internasional ; mobilitas yang meningkat, teknologi komunikasi & teknologi transportasi yang modern, kesadaran akan masalah-masalah dunia yang harus ditangani bersama perang, modernisasi, komunisme, globalisasi, terorisme, dsb • Kesadaran domestik ; munculnya pelbagai macam kelompok subbudaya yang menyimpang dari kebudayaan dominan masyarakat kaum homoseksual, pengemis, waria, PSK, dll • Kesadaran pribadi ; keadaan dunia yang memaksa “kita” menjadi sesorang yang secara sosial maupun psikologis merupakan produk dari pertemuan dan pencampuran macam-macam kebudayaan. Definisi KAB • Beberapa pakar mendefinisikan komunikasi antarbudaya dalam banyak perspektif, di antaranya 1. Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antara suku bangsa, antaretnik dan ras, antarkelas sosial. 2. Samover dan Porter Komunikasi antarbudaya terjadi di antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda. Definisi KAB 3. Chaley H. Dood Komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi, dan kelompok, dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta Liliweri, 2003 10. 4. Joseph De. Vito 1997 Komunikasi antarbudaya mengacu pada komunikasi antara orang-orang dari kultur yang berbeda – antara orang-orang yang memiliki kepercayaan, nilai, atau cara berperilaku kultural yang berbeda Definisi KAB 5. Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss Komunikasi antarbudaya sebagai komunikasi antara dua anggota dari latar budaya yang berbeda, yakni berbeda rasial, etnik atau sosial-ekonomis. 6. Liliweri Komunikasi antarbudaya adalah pernyataan diri antar pribadi yang paling efektif antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya. Dimensi – Dimensi KAB 1. Tingkat masyarakat kelompok budaya dari partisipan komunikasi Istilah kebudayaan telah digunakan untuk menunjuk pada macam-macam tingkat lingkungan dan kompleksitas dari organisasi sosial. • Kawasan – kawasan di dunia budaya timur/barat, • Sub kawasan-kawasan di dunia budaya Amerika Utara/Asia, • Nasional/Negara budaya Indonesia/Perancis/Jepang , • Kelompok-kelompok etnik-ras dalam negara budaya orang Amerika Hutam, budaya. Amerika Asia, budya Cina Indonesia, • Macam-macam sub kelompok sosiologis berdasarkan kategorisasi jenis kelamin kelas sosial. Countercultures budaya Happie, budaya orang dipenjara, budaya gelandangan, budaya kemiskinan. Dimensi – Dimensi KAB 2. Konteks sosial tempat terjadinya KAB Komunikasi dalam semua konteks merupakan persamaan dalam hal unsur- unsur dasar dan proses komunikasi manusia transmitting, receiving, processing. Tetapi adanya pengaruh kebudayaan yang tercakup dalam latar belakang pengalaman individu membentuk pola-pola persepsi pemikiran. Penggunaan pesan-pesan verbal/nonverbal serta hubungan-hubungan antarnya. Dimensi – Dimensi KAB Maka variasi kontekstual, merupakan dimensi tambahan yang mempengaruhi proses-proses komunikasi antar budaya misalnya komunikasi antar orang Indonesia dan Jepang dalam suatu transaksi dagang akan berbeda dengan komunikasi antarkeduanya dalam berperan sebagai dua mahasiswa dari suatu universitas. Jadi konteks sosial khusus tempat terjadinya komunikasi antar budaya memberikan pada partisipan hubungan-hubungan antar peran. ekpektasi, norma-norma dan aturan- aturan tingkah laku yang khusus. Dimensi – Dimensi KAB Biasanya yang termasuk dalam studi KAB ; • Bisnis • Organisasi • Pendidikan • Politik • dsb Dimensi – Dimensi KAB 3. Saluran KAB • Antarpribadi • Media masaa SALURAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ANTAR PRIBADI orang dg orang scra lgsg MEDIA MASSA radio, surat kabar, tv, film, majalah Istilah-Istilah yang berkaitan dengan KAB • International Communication ; interaksi antara struktur 2 politik atau negara 2 yang sering dilakukan oleh wakil 2 dari negara 2 atau bangsa 2 tsb. Sitaram, 1970 • International Communication ; proses komunikasi antara negara 2 atau bangsa 2 yang melampaui batas 2 negara. Meletzke, 1976 • Intracultural Communication ; terjadi antara individu 2 dari kebudayaan yang sama dan bukan antara individu 2 dari kebudayaan yang berbeda. Sitaram, 1970 Istilah-Istilah yang berkaitan dengan KAB • Minority Communication ; komunikasi antara anggota 2 subbudaya minoritas dengan anggota 2 budaya mayoritas yang dominan. Sitaram, 1970 • Transracial Communication ; orang 2 dari latar belakang etnik atau ras yang berbeda dalam suatu situasi interaksi verbal. Arthur Smith, 1971 • Interracial Communication ; komunikasi antara anggota 2 dari kelompok 2 rasial yang berbeda. Rich, 1974 • Contracultural Communication ; komunikasi antar anggota 2 dari dua kebudayaan asing satu sama lain, tetapi secara relatif sejajar, dalam suatu hubungan kolonial dimana satu kebudayaan dipaksa untuk tunduk pada kebudayaan yang lain. Rich, 1974 Istilah-Istilah yang berkaitan dengan KAB • Countercultural Communication ; interaksi antara anggota 2 suatu kelompok subbudaya atau budaya yang anggota 2 nya terasingkan dari kebudayaan atau masyarakat yang dominan, tetapi secara aktif dapat melawan nilai 2 tadi, sehingga seringkali menghasilkan konflik. Peosser, 1978 • Dodd 1982 membagi situasi perbedaan antarbudaya khususnya yang bisa dimasukkan ke dalam pengertian komunikasi subbudaya subcultural communication ke dalam a. Interethnic Communication ; kumpulan orang yang dapat dikenal secara unik dari warisan tradisi kebudayaan yang sama, seringkali asalnya bersifat nasional. Contoh italian-american, mexican-american Istilah-Istilah yang berkaitan dengan KAB b. Interracial Communication ; komunikasi dengan latar belakang ras yang berbeda. Ras diartikan sebagai ciri 2 penampilan fisik yang diturunkan diwariskan secara genetik. c. Countercultural Communication ; melibatkan orang 2 dari budaya pokok yang berkomunikasi dengan orang 2 dari subbudaya yang terdapat dalam budaya pokok tadi. d. Social Class Communication ; perbedaan antara orang 2 berdasarkan status yang ditentukan oleh pendapatan, pekerjaan dan pendidikan, perbedaan ini menciptakan kelas 2 sosial dalam masyarakat. e. Group Membership ; unit 2 subbudaya yang cukup menonjol berdasarkan homogenitas dalam karakteristik ideologi dan loyalitas kelompok.
Tak bisa dipungkiri bahwa dunia yang kita tempati telah berkembang menjadi demikian maju dan menjelma menjadi apa yang kemudian dikenal sebagai “global Village” desa dunia.Salah satu implikasinya adalah makin meningkatnya kontak-kontak komunikasi dan hubungan antar berbagai bangsa dan negara. Berbagai masalah bisa saja timbul ketika terjadi kontak antarbudaya,karena masing-masing pihak tidak mau memahami pihak lainnya, sementara kebudayaan yang berbeda serta merta juga diwarnai perbedaan dalam hal ideologi, orientasi dan gaya hidup. Menyadari kemungkinan timbulnya masalah karena perbedaan antarbudaya, yang bisa jadi bahkan mengerucut pada konflik, kekerasan, permusuhan, perpecahan, deskrimnasi, dsb.,maka dirasa makin perlu mempelajari masalah-masalah komunikasi luas lingkup permasalahannya, setidaknya terdapat 3tiga kategori kesadaran yang mendorong upaya menciptakan cara-cara untuk berhubungan dalam konteks antarbudayakesadaran internasional,kesadaran domestik atau dalam negeri,dan kesadaran pribadi. Kesadaran Internasional Sejak akhir tahun 60-an sampai sekarang, dunia seakan-akan semakin menyempit, karena orang-orang bertambah mudah untuk pergi ke tempat-tempat yang semula asing sana ia bertemu, bergaul dan bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin berlainan sama sekali cara berpikir dan kebiasaanya. Perkembangan alat-alat perhubungan dan juga sarana komunikasi, menjadi pemicu makin meningkatnya hubungan-hubungan antarbudaya sehingga waktu,jarak dan ruang makin tak berarti. Dalam suasana yang seperti itu maka dunia seakan terdesak untuk mengupayakan tercapainya saling pengertian antar sesama umat apa yang dianggap baik oleh suatu bangsa belum tentu dinilai baik pula oleh bangsa lain yang berbeda ideologi atau falsafah bagi masyarakat kapitalis, tidaklah masuk akal bila orang yang telah bekerja keras dan memeroleh imbalan yang memang sewajarnya untuk itu, harus dibatasi akan apa yang memang menjadi haknya demi asas pemerataan seperti selalu dicanangkan dalam masyarakat sosialis. Belajar untuk mengerti pikiran dan perilaku orang-orang lain, tidak saja menjadi perhatian utama dari pemerintah suatu negara,tetapi juga lembaga-lembaga perekonomian sosial dan keagamaan, serta individu-individu yang berusaha untuk memahami dunia yang semakin kompleks. Contoh kasus di AS, sementara pengamat mencatat bahwa sebelum Perang Dunia II sebagian besar warga AS kurang memiliki perspektif tentang dunia PD II,mereka seakan terbangun dari pandangan “isolasionistik”dan mulai melihat bahwa ada masyarakat-masyarakat di luar negerinya yang sebelumnya tak saat itu, mulai menjamur tumbuhnya kursus-kursus bahasa asing. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memahami budaya lain melalui bahasanya. Pada tahun 1950-an, beberapa ahli seperti Edward T Hall menemukan bahwa lembaga-lembaga khusus yang diadakan oleh pemerintah AS untuk memberikan informasi tentang AS ke dunia luar seperti USIS,Voice of America dan lain-lain kadang-kadang kurang mempunyai pengetahuan tentang muncul istilah The Ugly American bagi pejabat-pejabat dinas luar negeri yang dirasakan kurang terlatih, sehingga kurang kesadaran dan keterampilannya untuk menangani masalah-masalah berkaitan dengan dengan komunikasi antarbudaya KAB.Hall kemudian menyusun buku “The Silent Language” 1959 yang bisa dianggap menandakan lahirnya KAB, karena merupakan sintesis dari berbagai hal yang pokok dan mendasar dalam memahami kebudayaan dan komunikasi, persepsi-persepsi budaya tentang ruang jarak antarpribadi dan waktu, serta hubungannya dengan berbagai kesalahpahaman antarbudaya. Kesadaran Domestik Bersamaan dengan perubahan-perubahan dunia internasional,perubahan kebudayaan juga demikian pesat terjadi di dalam beberapa AS, negara yang dikenal sebagai lahirnya KAB, selama dua puluh tahun terakhir muncul kelompok-kelompok minoritas sub-budaya seperti kelompok orang hitam,Chicanos,golongan wanita,kaum homoseksual,orang miskin, yang kian hari kian garang menyuarakan pengakuan akan dengan itu,pemerintah AS mengeluarkan undang-undang dan keputusan pengadilan yang menghapuskan deskriminasi dalam fasilitas-fasilitas pemisah” yang dibangun oleh kebudayaan dominan atas dasar ketakutan, ketidaktahuan,ketidakpedulian, dan prasangka kepada kelompok lain mulai antar warga berbeda sub-budaya pun tak terelakkan yang seringkali diwarnai kegagalan karena masalah-masalah yang muncul tidak cuma berkaitan dengan perbedaan bahasa,panjang rambut, pola penggunaan waktu,pakaian, warna kulit, tetapi lebih mendalam dan kompleks karena menyangkut perbedaan nilai dan cara memandang titik inilah, maka kebutuhan untuk memahami dan berinteraksi dengan kelompok-kelompok sub-budaya demikian tadi menjadi pendorong dilakukannya studi tentang Komunikasi Antar Budaya. Di Indonesia, kebutuhan untuk studi tentang KAB kiranya merupakan hal yang tidak perlu ditunda lagi karena di Indonesia dengan banyaknya suku bangsa dengan bahasa, dialek, nilai-nilai dan falsafah pemikirannya masing-masing, tidak mustahil akan membuka kemungkinan terjadinya kesalahpaman dan bahkan sampai konflik itu,ada gejala munculnya kelompok-kelompok sub-budaya di kota-kota besar seperti kelompok kaum “homoseks”,”anak gaul” dengan “geng dan bahasa prokemnya”, menambah variasi kebudayaan di negeri kita semakin kaya. Namun dengan “variasi”ini, tentunya kemungkinan timbulnya permasalahan sosial akan meningkat pula Kesadaran Pribadi Terdapat beberapa keuntungan yang bisa didapat oleh individu secara pribadi dari studi Komunikasi Antar Budaya, di antaranya Perasaan senang dan puas dalam menemukan sesuatu yang baru, dalam hal ini kebudayaan orang lain yang belum pernah diketahui atau disadari sebelumnya. Pengetahuan tentang KAB dapat membantu untuk menghindari masalah-masalah komunikasi, misal pemahaman tentang faktor-faktor yang melatar belakangi persepsi seseorang akan menjadi pedoman dalam memperlakukan mereka. Kesempatan-kesempatan kerja yang terbuka bagi orang yang memiliki kemampuan dalam hal KAB Memberikan kesempatan untuk mempersepsikan dan memahami diri sendiri. Penjelasan Konseptual Komunikasi Antar Budaya Pengertian Komunikasi Lintas Budaya cross-cultural dan Antar Budaya inter-cultural biasanya tidak begitu istilah itu biasanya dipakai secara berganti-ganti dengan makna yang hampir sama. Meski dalam tulisan ini nantinya akan memakai kedua istilah tersebut secara bergantian,namun ada baiknya kita menelusuri nuansa perbedaan arti yang sempat muncul dalam literatur KAB. Mari kita simak beberapa definisi tentang komunikasi antarbudaya berikut ini Komunikasi antarbudaya adalah seni untuk memahami dan dipahami oleh khalayak yang memiliki kebudayaan lain Sitaram, 1970. Komunikasi bersifat budaya apabila terjadi di antara orang-orang yang berbeda kebudayaannya Rich,1974 Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukkan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan Stewart,1974 Komunikasi antarbudaya adalah proses pertukaran pikiran dan makna di antara orang-orang yang berbeda kebudayaannya Gernard Maletzke, 1976 Dari beberapa definisi yang kita petik di atas nampak sekali bahwa komunikasi antar budaya lebih menekankan aspek utama yakni komunikasi antarpribadi di antara komunikator dan komunikan yang kebudayaannya berbeda. Yang menjadi pertanyaan di sini, apakah komunikasi antarbudaya hanya terjadi ketika adanya komunikasi antara orang atau kelompok orang yang berbeda bangsanya?Pertanyaan seperti ini wajar mengemuka karena memang banyak studi komunikasi antarbudaya seolah-olah menyebutkan orang Jepang, orang Indonesia, orang Amerika Latin, dan lain-lain sebagai orang dengan satu kebudayaan yang ada dan berkembang dalam setiap bangsa itu belum tentu pemrakarsa komunikasi antarbudaya,umumnya memang memberikan gambaran bahwa setiap bangsa mempunyai satu kebudayaan yang yang mau dihomogenisasikan itu adalah konsep suku bangsa/state dengan the people. Dalam tulisan ini, konsep komunikasi antarbudaya dimaknai sebagai komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan yang berbeda budaya, bahkan dalam satu bangsa asumsi ini,misal, telah terjadi komunikasi antarbudaya ketika berlangsung komunikasi antarpribadi antara orang Jawa dengan orang Flores. Studi Awal tentang Komunikasi Antar Budaya Kajian awal tentang komunikasi antarbudaya dimulai oleh Asante dan kawan-kawan pada tahun kemudian dengan lahirnya International and Intercultural Communication Annual pada tahun 1983 yang dalam setiap terbitannya menampung karya-karya bertema komunikasi pertama tentang “Teori komunikasi antarbudaya” diluncurkan tahun 1983 oleh Gudykunst, disusul tahun 1988 oleh Kim dan Gudykunst, sedangkan tema metode penelitian ditulis oleh Gudykunst dan Kim tahun 1984 Edisi lain tentang komunikasi, kebudayaan, proses kerjasama antarbudaya ditulis oleh Gudykunst, Stewart dan Ting Toomy tahun 1985, komunikasi antaretnik oleh Kim tahun 1988, dan terakhir komunikasi/bahasa dan kebudayaan oleh Ting Toomy & Korzenny, tahun 1988. Pada tahun-tahun belakangan ini 1990-an dst studi-studi komunikasi antarbudaya diperluas meliputi pula studi diplomasi antarbangsa,misalnya Penelitian Komunikasi Kemanusiaan,Jurnal Komunikasi Internasional dan Relasi Antarbudaya,Jurnal Studi Tentang Orang Hitam, serta Jurnal Bahasa dan Psikologi Sosial. Di sini pertlu dicatat peran Mc Luhan sebagai orang pertama yang memberikan penekanan pada kajian komunikasi antarbudaya karena dia melihat adanya gejala makin meningkatnya hubungan dan ketergantungan gagasan McLuhan itulah kemudian lahir konsep “Tatanan Komunikasi dan Informasi Dunia Baru” yang memengaruhi perkembangan sejumlah penelitian tentang perbedaan budaya antaretnik, rasial dan golongan di semua bangsa. Konsep Komunikasi Lintas Budaya Sekarang bagaimana dengan konsep Komunikasi Lintas Budaya?Pada mulanya, studi komunikasi lintas budaya memang berangkat dari perspektif antropologi sosial dan budaya sehingga lebih bersifat depth description, yakni penggambaran yang mendalam tentang perilaku komunikasi berdasarkan kebudayaan tertentu. Satu contoh studi tentang komunikasi lintas budaya,seperti dilakukan oleh William 1966 dalam Samovar dan Porter 1976, berkisar pada perbandingan perilaku komunikasi antarbudaya dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan 1 persepsi, yaitu sifat dasar persepsi dan pengalaman persepsi, peranan lingkungan sosial dan fisik terhadap pembentukan persepsi;2 kognisi, yang terdiri unsur-unsur khusus kebudayaan, proses berpikir, bahasa dan cara berpikir;3 sosialisasi, berhubungan dengan masalah sosialisasi universal dan relativitas, tujuan-tujuan institusionalisasi; dan 4 kepribadian, misalnya tipe-tipe budaya pribadi yang mempengaruhi etos, dan tipologi karakter atau watak bangsa. Contoh studi lintas budaya yang menarik lainnya adalah seperti karya Erika Vora dan Jay dalam Asante dkk.1979. Penelitian tersebut bertujuan membandingkan pola-pola perilaku para keluarga di tiga negara India, Amerika Serikat dan Jerman Barat. Dari pemaparan di atas dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut Dilihat dari sifat kajiannya istilah komunikasi antarbudaya nampaknya lebih kompleks maknanya ketimbang komunikasi lintas budaya karena banyak kajian komunikasi antarbudaya yang mendekati objeknya melalui pendekatan kritik budaya, sedangkan komunikasi lintas budaya lebih memfokuskan diri pada upaya deskripsi perbandingan pola-pola komunikasi antarpribadi di antara peserta komunikasi yang berbeda kebudayaan. Dimensi-dimensi Komunikasi Antar Budaya Ada 3 tiga dimensi yang perlu diperhatikan untuk sampai pada pemahaman tentang kebudayaan dalam konteks KAB Pertama, tingkat masyarakat kelompok budaya dari para partisipan; Kedua, konteks sosial tempat terjadinya KAB; Ketiga, saluran yang dilalui oleh pesan-pesan KAB baik yang bersifat verbal maupun nonverbal Dimensi pertama menunjukkan bahwa istilah kebudayaan telah digunakan untuk merujuk pada macam-macam tingkat lingkupan dan kompleksitas dari organisasi istilah kebudayaan mencakup beberapa pengertian sebagai berikut Kawasan-kawasan dunia, misal budaya timur, budaya barat Subkawasan-kawasan di dunia, misalnya budaya Amerika Utara, budaya Asia Tenggara. Nasonal/negara,misalnya budaya Indonesia,budaya Perancis, budaya Jepang. Kelompok-kelompok etnik-ras dalam negara seperti ; budaya orang Amerika Hitam,Budaya Amerika Asia, Budaya Cina-Indonesia. Macam-macam subkelompok sosiologis berdasarkan kategorisasi jenis kelamin, kelas sosial, coundercuklture budaya Hippis, budaya orang di penjara,budaya gelandangan, budaya kemiskinan Contoh kajian KAB dimensi pertama misalnya,komunikasi antarndividu dengan kebudayaan nasional yang berbeda wirausaha Jepang dengan wirausaha Amerika atau Indonesia atau antar individu dengan kebudayaan ras-etnik yang berbeda seperti antar pelajar penduduk asli dengan guru ada yang mempersempit lagi pengertian pada “kebudayaan individual” karena setiap orang mewujudkan latar belakang yang unik. Dimensi kedua menyangkut Konteks Sosial. Misal, konteks sosial KAB pada organisasi, bisnis, penddikan, akulturasi imigran, politik, penyesuaian pelancong/pendatang sementara, perkembangan alih teknologi/pembangunan/difusi inovasi, konsultasi terapis. Dalam dimensi ini bisa saja muncul variasi kontekstual, misalnya, komunikasi antarorang Indonesia dengan Jepang dalam suatu transaksi dagang akan berbeda dengan komunikasi antarkeduanya dalam berperan sebagai dua orang mahasiswa dari suatu universitas. Dengan demikian konteks sosial khusus tempat terjadinya KAB memberikan pada para partisipan hubungan-hubungan antarperan, ekspektasi-ekspektasi, norma-norma, dan aturan-aturan tingkah laku yang khusus. Dimensi ketiga, berkaitan dengan saluran komunikasi. Secara garis besar, saluran dapat dibagi atas Antarpribadi/orang Media massa Bersama-sama dengan dua dimensi sebelumnya, saluran komunikasi juga memengaruhi proses dan hasil keseluruhan dari KAB. Misalnya,orang Indonesia menonton melalui TV keadaan kehidupan di Afrika akan memiliki pengalaman yang berbeda dengan keadaan apabila ia sendiri berada di sana dan melihat dengan mata kepala sendiri. Umumnya, pengalaman komunikasi antarpribadi dianggap memberikan dampak yang lebih melalui media kurang dalam feedback langsung antarpartisan dan oleh karena itu, pada pokoknya bersifat satu saluran antarpribadi tidak dapat menyaingi kekuatan saluran media dalam mencapai jumlah besar manusia sekaligus bersifat antarbudaya bila partisipan-partisipannya berbeda latar belakang budayanya. Ketiga dimensi di atas dapat digunakan secara terpisah ataupun bersamaan,dalam mengklasifikasikan fenomena komunikasi antarbudaya kita dapat menggambarkan komunikasi antara Presiden Indonesia dengan Dubes baru dari Nigeria sebagai komunikasi internasional, antarpribadi dalam konteks politik; komunikasi antara pengacara AS dari keturunan Cina dengan kliennya orang AS keturunan Puerto Rico sebagai komunikasi antarras/antaretnik dalam konteks bisnis;komunikasi imigran dari Asia di Australia sebagai komunikasi antaretnik,antarpribadi dan massa dalam konteks akulturasi. Referensi Berger & Chaffee Eds Handbook of Communication Hills,CalivorniaSage,1987 Antarbudaya Sebuah perbandingan antara Jepang – Amerika,terjemahan Hassan Shadily, CV Antarkarya, Jakarta, 1994 Gudykunst,William B.Ed “Intercultural Communication Theory “ Beverly Hills, Calivornia Sage Publications, 1983 Liliweri, Alo. Gatra-gatra Komunikasi Antarbudaya,Pustaka Pelajar,Yogyakarta, 2001 Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin Eds.KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya,PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001 Ditulis dalam Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi antar budaya merupakan proses komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang memiliki kebudayaan berbeda-beda, baik beda ras, etnik, sosial ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan. Komunikasi antar budaya terus berkembang, apalagi disaat manusia bisa bebas berkomunikasi karena adanya perkembangan teknologi. Kebudayaan merupakan cara hidup yang berkembang dan dianut oleh masyarakat serta berlangsung dari generasi ke generasi selanjutnya. Komunikasi yang terjalin karena adanya perbedaan merupakan hasil dari keanekaragaman, pengalaman, nilai, dan juga cara pandang dari masing-masing budaya. Hamid Mowlana menyebutkan jika komunikasi antar budaya sebagai human flow across national boundaries. Sedangkan Fred E. Jandt mengatakan bahwa komunikasi antar budaya sebagai interaksi tatap muka diantara orang-orang yang memiliki perbedaan dalam budayanya. Pengertian Komunikasi Antar BudayaPeran Bahasa dalam Komunikasi Antar BudayaHakikat Komunikasi Antar Budaya1. Enkulturasi2. AkulturasiFungsi Komunikasi Antar Budaya1. Fungsi Pribadia. Menyatakan Identitas Sosialb. Menyatakan Integrasi Sosialc. Menambah Pengetahuand. Melepaskan Diri2. Fungsi Sosiala. Fungsi Sosial Pengawasanb. Menjembatanic. Sosialisasi Nilaid. Menghibur3. Menyatakan Identitas Sosial4. Menyatakan Integrasi Sosial5. Menambah Pengetahuan6. Hubungan InteraksiPrinsip Komunikasi Antar Budaya1. Relativitas Bahasa2. Bahasa Sebagai Cermin Budaya3. Mengurangi Ambigu Antar Budaya4. Perbedaan Antar Budaya5. Interaksi Awal dan Perbedaan Antar Budaya6. Memaksimalkan Hasil InteraksiBentuk Komunikasi Antar Budaya1. Komunikasi Internasional2. Komunikasi Antar Ras3. Komunikasi Antar EtnisFaktor Terjadinya Komunikasi Antar Budaya1. Mobilitas2. Ekonomi4. Imigrasi5. PolitikManfaat Mempelajari Komunikasi Antar BudayaKategori SosiologiMateri Sosiologi Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi antar budaya adalah sebuah proses negosiasi atau pertukaran dari sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan dengan cara Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antar budaya yang juga membahas satu tema yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung pada persetujuan antar subjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama. Sebagai pembimbing sebuah perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan berbagai macam cara. Selain itu kajian komunikasi antar budaya berakar dari beberapa kajian ilmu lainnya, yaitu seperti sosiolinguistik, sosiologi, antropologi budaya, dan psikologi. Dari keempat kajian ilmu tersebut, psikologi menjadi acuan utama dalam menjelaskan komunikasi lintas budaya, khususnya psikologi lintas budaya. Sumber Peran Bahasa dalam Komunikasi Antar Budaya Komunikasi yang terjadi antar budaya seringkali terdengar. Hal ini karena kebudayaan atau pola hidup mereka yang berbeda akan membuat kesalahpahaman di antara kedua individu. Sehingga, perlu adanya sesuatu yang dapat menurunkan tingkat kesalahpahaman di antara kedua individu agar tidak terjadi pertikaian. Hal itu dapat ditemukan pada bahasa baik verbal maupun nonverbal. Peranan bahasa saat ini merupakan alat yang tentunya sangat berperan penting dalam komunikasi antar budaya. Dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa kebangsaan, maka akan meminimalisir kesalahpahaman. Karena, bahasa sendiri yang dapat memilah mana marah, mana senang, dan mana yang sedih. Dan juga, bahasa merupakan simbolik dari rasa. Hakikat Komunikasi Antar Budaya Terdapat beberapa macam pada hakikat komunikasi antar budaya, yaitu 1. Enkulturasi Enkulturasi mengacu pada proses yang mana kultur atau budaya ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita bisa mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Dan bagi orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru utama dalam bidang kultur. 2. Akulturasi Akulturasi mengacu pada proses yang mana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lainnya. Fungsi Komunikasi Antar Budaya 1. Fungsi Pribadi Fungsi pribadi adalah fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seseorang individu. Berikut identitas pada fungsi pribadi a. Menyatakan Identitas Sosial Dalam proses komunikasi antar budaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang bisa digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan non verbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang. b. Menyatakan Integrasi Sosial Inti dari konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antar pribadi, antar kelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Dan perlu dipahami pula bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antar budaya yang melibatkan perbedaan budaya antara komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan pada prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antar budaya adalah saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikianlah komunikator dan komunikan bisa meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka. c. Menambah Pengetahuan Seringkali dalam komunikasi antar pribadi maupun antar budaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing. d. Melepaskan Diri Terkadang kita dalam berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris. Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua pihak mempunyai perilaku yang berbeda. Perilaku pada seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku yang komplementer dari yang lain. Dalam hubungan komplementer, perbedaan di antara dua pihak dimaksimumkan. Sebaliknya, hubungan yang simetris dilakukan oleh dua orang yang saling bercermin pada perilaku yang lainnya. 2. Fungsi Sosial a. Fungsi Sosial Pengawasan Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktik komunikasi antar budaya di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antar budaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan “perkembangan” tentang lingkungan. Fungsi seperti ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarkan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi di sekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda. b. Menjembatani Dalam proses komunikasi antar budaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu bisa terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya akan saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan oleh berbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa. c. Sosialisasi Nilai Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain. d. Menghibur Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antar budaya. Misalnya menonton tarian tradisional. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antar budaya. 3. Menyatakan Identitas Sosial Dengan adanya komunikasi antar budaya, individu tersebut dapat menunjukkan identitas sosialnya sendiri. 4. Menyatakan Integrasi Sosial Komunikasi antar budaya dapat menyatukan dan mempersatukan antar pribadi dalam interaksi tersebut. 5. Menambah Pengetahuan Komunikasi antar budaya pun dapat memberikan wawasan yang baru, bahkan wawasan yang belum pernah diketahui oleh individu tersebut. 6. Hubungan Interaksi Selain itu, komunikasi antar budaya juga dapat menciptakan hubungan yang komplementer serta hubungan yang selaras. Prinsip Komunikasi Antar Budaya 1. Relativitas Bahasa Gagasan umum bahwa bahasa mempengaruhi pemikiran dan juga perilaku yang paling banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan di sepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa mempengaruhi proses kognitif kata. Karena bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia. 2. Bahasa Sebagai Cermin Budaya Bahasa tentu mencerminkan suatu budaya. Semakin besar perbedaan budayanya, maka semakin nampak perbedaan komunikasinya, baik dalam bahasa maupun dalam isyarat non verbal. Semakin besar perbedaan antara budaya maka semakin sulit pula komunikasi untuk dilakukan. 3. Mengurangi Ambigu Antar Budaya Tahukah Grameds, semakin besar perbedaan antar budaya, maka semakin besarlah ketidakpastian dan ambiguitas dalam sebuah komunikasi. Banyak dari komunikasi kita yang berusaha mengurangi ketidakpastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena ketidakpastian dan ambiguitas yang lebih besar, maka diperlukan lebih banyak pula waktu dan juga upaya untuk mengurangi ketidakpastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna. 4. Perbedaan Antar Budaya Semakin besar perbedaan antar budaya, maka semakin besar pula kesadaran diri para partisipan selama komunikasi berlangsung. Hal ini memiliki konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Dan negatifnya, tentu ini akan membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri. 5. Interaksi Awal dan Perbedaan Antar Budaya Perbedaan antar budaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan salah persepsi dan salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya. 6. Memaksimalkan Hasil Interaksi Dalam komunikasi antar budaya seperti dalam semua komunikasi, kita tentu berusaha memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi yang dibahas oleh Sunnafrank 1989 mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi antar budaya. Sebagai contoh, orang akan berinteraksi dengan orang lain yang mereka pikirkan akan memberikan hasil positif. Hal ini karena komunikasi antar budaya itu sulit, dan mungkin Grameds akan menghindarinya. Dengan demikian, misalnya Grameds akan memilih berbicara dengan rekan sekelas yang banyak kemiripannya dengan anda ketimbang orang yang sangat berbeda. Kedua, jika kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri dan meningkatkan komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negatif, kita mulai menarik diri dan mengurangi komunikasi. Ketiga, jika kita membuat prediksi tentang makna perilaku kita yang akan menghasilkan hasil positif. Dalam komunikasi, Grameds mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pemilihan topik, posisi yang anda ambil, perilaku nonverbal yang anda tunjukkan, dan sebagainya. Kemudian, Grameds bisa melakukan apa yang menurut anda akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakukan apa yang menurut anda akan memberikan hasil negatif. Sumber Bentuk Komunikasi Antar Budaya Komunikasi antar budaya tentu memiliki bentuk-bentuknya. Berikut bentuk-bentuk dari komunikasi antar budaya, yaitu 1. Komunikasi Internasional International Communications atau komunikasi internasional adalah bentuk komunikasi antar budaya yang terjadi antara dua negara atau lebih. Bentuk ini dapat dilihat dari berbagai macam kegiatan diplomasi maupun propaganda yang seringkali berkaitan dengan kondisi intercultural atau antar budaya dan interracial atau antar ras. Pada bentuk komunikasi ini cenderung berkaitan dengan kepentingan suatu negara dengan negara lainnya yang meliputi permasalahan ekonomi, politik, pertahanan dan lainnya. 2. Komunikasi Antar Ras Komunikasi antar ras atau interracial communication adalah sebuah bentuk komunikasi yang terjadi apabila adanya interaksi atau proses komunikasi pada individu atau kelompok yang berbeda ras. Bentuk komunikasi ini memiliki ciri utama, yaitu komunikan dan komunikator berasal dari ras yang berbeda. Ras sendiri merupakan klasifikasi sekelompok individu berdasarkan karakteristik biologis. 3. Komunikasi Antar Etnis Komunikasi antar etnis atau Interethnic Communication adalah bentuk komunikasi yang mana proses komunikasinya berasal dari etnis yang berbeda. Kelompok etnik adalah kelompok orang yang ditandai dengan bahasa dan asal-usul yang sama. Oleh karena itu, komunikasi antar etnis merupakan komunikasi antarbudaya. Faktor Terjadinya Komunikasi Antar Budaya Dalam terjadinya komunikasi antar budaya terdapat beberapa faktor, yaitu 1. Mobilitas Perjalanan dari negara satu ke negara lainnya bukan menjadi hal yang khusus lagi, atau kegiatan seperti ini sudah menjadi kegiatan yang umum dilakukan oleh masyarakat. Hal itu terjadi karena adanya peluang-peluang bisnis yang menggiurkan dan pendidikan yang menjamin. Sehingga terjadilah mobilitas yang luas dan terjadilah berbagai budaya yang menyatu pada satu wilayah. 2. Ekonomi Faktor ekonomi juga mempengaruhi adanya komunikasi antarbudaya. Seperti contohnya, negara Indonesia yang memiliki ekonomi berkembang akan mengalami ketergantungan dengan negara yang memiliki tingkat perekonomian tinggi. Sehingga, terjadilah perpindahan pekerjaan dan terjadilah penyatuan budaya dalam Teknologi akhir-akhir ini memang tumbuh semakin pesat. Sehingga teknologi pun mampu membawa kultur luas masuk ke suatu wilayah yang dapat mempengaruhi budaya bangsa. Oleh karena itu, teknologi pun mampu membuat komunikasi antarbudaya ini menjadi lebih mudah dan praktis. Bahkan cepat atau lambat, teknologi dapat memberikan dampak akan terjadinya pertukaran budaya secara besar-besaran. 4. Imigrasi Sudah tidak aneh lagi, ketika kita berjalan di rumah sendiri, kita melihat orang asing di sekeliling kita. Hal itu terjadi karena adanya kegiatan imigrasi untuk suatu kepentingan. Sehingga, terjadilah penyatuan budaya atau biasa disebut dengan akulturasi. Akulturasi tersebut menyebabkan terjadinya komunikasi antarbudaya. 5. Politik Kepentingan politik pun juga ikut andil memberikan dampak munculnya komunikasiantar budaya. Seperti halnya saat Raja Arab berkunjung ke Indonesia, atau sebaliknya, saat Presiden Jokowi berkunjung ke Negara Australia. Kunjungan negara inilah yang mendatangkan komunikasi antar budaya. Manfaat Mempelajari Komunikasi Antar Budaya Berbeda halnya dengan komunikasi antarbudaya. Komunikasi yang terletak pada pola hidup atau cara hidup seseorang yang berbeda-beda dan seringkali membuat kesalahpahaman antar individu ketika berkomunikasi. Sehingga, kita perlu adanya mempelajari komunikasi antarbudaya ini. Dengan kita mau mempelajari komunikasi antarbudaya ini, maka kita akan mendapatkan manfaat dalam berkomunikasi. Seperti halnya ketika kita bertemu dengan orang yang pola hidup berbeda dengan kita. Hal ini agar tidak terjadi kesalahpahaman bahkan pertikaian ketika berkomunikasi dengan orang tersebut. Kemudian manfaat lainnya yang bisa kita dapatkan adalah di saat posisi kita sebagai orang ketiga yang melihat kedua orang sedang bertikai karena komunikasi mereka saling salah paham. Maka, di sanalah kita bisa menjadi jembatan di antara keduanya sampai kesalahpahaman itu selesai. Jika Grameds tertarik untuk mempelajari komunikasi antar budaya kamu bisa membaca buku sebagai penambahan ilmu dan juga informasi yang bisa kamu dapatkan di Sebagai SahabatTanpaBatas kami selalu memberikan yang terbaik agar kamu memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Yufi Cantika Sukma Ilahiah Baca juga ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
dimensi dimensi komunikasi antar budaya