Akhirkisah Nabi Musa dengan seluruh pengikutnya selamat sampai di seberang Laut Merah, atas pertolongan Allah swt. 2. Di dalam surat Al A'raf ayat 160 diterangkan oleh Allah bahwa tongkat Nabi Musa a.s. dipukulkan ke sebuah batu dan memancarkan air dari batu besar itu KISAHNYATA : SEDEKAH 'sembuhkan' KANKER Di Bontang, Kalimantan Timur ada sebuah perusahaan kaya raya dengan fasilitas yang luar biasa bagi karyawannya. Penghasilan para pegawainya berlipat-lipat dibanding dengan perusahaan swasta maupun nasional lainnya. Akhirnya pendarahan pun terhenti begitu saja, dan rupanya pertolongan Allah Swt tiba Kemudian aku membaca Al-quran dan shalawat Nabi SAW sebanyak sepuluh kali dan membacakan shalawat kesebelas kalinya dan pahalanya kuhadiahkan kepad ahli kubur yang naas tersebut, sehingga disitulah Allah SWT menunjukkan kemahapengampunanNya. Dia mengampuni dosa-dosaku. Jadi apa yang telah engkau lihat wahai ibunda, itulah nikmat yang telah Sabar Pertolongan Allah Begitu Nyata! Dwi Suwiknyo ; Nurwa R Spiritual. Detil Buku. Edisi cet.1. Penerbit Yogyakarta : Noktah, 2018. Deskripsi Rasa butuh kepada Allah pun semakin besar. Kisah nyata yang tersaji di dalam buku ini- ditulis oleh para penulis yang tak kenal lelah berjuang dan bangkit dari keterpurukan hidup. Sesusah dan KisahNyata Takut Menikah. Posted on November 29, 2015 by Santri Admin. Kisah Nyata Takut Menikah (berikut ini arsip percakapan antara Fahri dan Azzam via google Talk) Rasulullah bersabda: "Tiga orang yang selalu diberi pertolongan Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi Bacajuga Kisah Nyata lainnya Buat kami ukuran sukses itu bukan mobil yang banyak, rumah yang mewah, deposito yang banyak. Ketika aku mempersiapkan diri untuk berangkat kerja ke bali dan tiba tiba pertolongan Allah pun datang. Ada 2 orang pemuda yang ke rumahku membawa berita menyuruh aku berangkat ke jepang dan jujur aku sdah lupa bahwa . AKU hanya bisa pasrah memandang Saidah, istriku yang berbaring lemah di sebuah Rumah Sakit RS di kota Madinah. Namun, keteganganku mendapati istri yang harus menjalani persalinan di tanah rantau dan jauh dari keluarga rupanya belum cukup. Sebab ternyata, istri telah divonis operasi cesar oleh dokter yang menanganinya. Sekonyong-konyong, seorang petugas langsung menghampiriku dan menyodorkan secarik tagihan berisi beberapa angka. “Iya, benar! hanya Rp. dan harus dibayar cash sekarang,” kata petugas itu datar. Tanpa sadar, bola mataku perlahan mulai mengair. Ya Rabb, darimana uang sebanyak itu? Jangankan tabungan atau celengan, handphone pun adalah barang yang sangat mewah bagiku yang masih berstatus mahasiswa Universitas Islam Madinah UIM. “Kami baru bisa bertindak jika biaya administrasi itu sudah lunas,” kata- petugas rumah sakit itu terngiang kembali, layaknya palu godam yang menghantam kepalaku. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” [QS Al Baqarah 153] Penggalan surat yang sudah lama kuhafalkan itu tiba-tiba berkelebat dalam fikiranku. Seolah ada yang menggerakkan, tanpa fikir panjang aku langsung melangkah mengambil air wudhu dan bersimpuh di hadapan-Nya. Seolah tanpa jarak, saat itu aku benar-benar menumpahkan segala curhatku kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Shalat dan berdoa, itu saja yang kuulang-ulang terus. Entahlah, rupanya beberapa dokter iba melihat perbuatanku. Mereka lalu bersedia membantu proses operasi tanpa perlu dibayar. “Alhamdulillah, pertolongan Allah mulai terbuka,” demikian batinku dalam diam. Ibarat pepatah, “Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih.” Saat menghadap direktur rumah sakit, para dokter spesialis itu malah langsung kena semprot oleh sang direktur. “Memangnya ini rumah sakit punya bapak kalian. Semua peralatan dan obat-obat itu harus dibayar? Kalian di sini hanya bekerja menjalankan tugas saja, tidak punya hak untuk membebaskan biaya pasien cecar, “ demikian direktur yang emosi. Aku hanya diam membisu di belakang. Dalam hati, aku kasihan juga melihat para dokter itu. Mereka kena marah hanya karena ingin membantu urusanku saja. Entah mengapa, lagi-lagi aku ingin shalat dan mengadu kepada-Nya lagi. Entah mengapa, tiba-tiba hati ini terasa sejuk dalam lautan doa yang terus kupanjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Akhirnya, tiba-tiba Allah Subhanahu Wata’ala mempertemukanku dengan salah seorang pengurus rumah sakit. Uniknya, orang yang baru kukenal itu kaget dan sontak merangkul badanku dengan akrab. Usut punya usut, ternyata ia membaca nama yang tertera di kartu lembaran identitasku, Nashirul Haq al-Bilawi. Rupanya orang itu mengira diriku berasal dari suatu daerah dan semarga dengannya dari dataran Arab, yaitu Alwi atau Alawi. Entah apa karena saya dianggap garis keturunan Alawi dari Hadramaut. Padahal “Bilawi” itu adalah Bilawa, nama sebuah kampung di pelosok Sulawesi Selatan. Singkat kata, semua biaya operasi ditanggung olehnya. Subhanallah Wallhamdulillah. Qaddarallahu, ternyata kisah ketegangan di Rumah Sakit Madinah itu rupanya belum tuntas. Pasca operasi cesar dilakukan, sontak sesaat rumah sakit itu langsung heboh. Ternyata ada inspeksi mendadak sidak alias razia bagi penduduk kota Madinah yang tak memiliki identitas lengkap. Ya Rabb, sekali lagi aku hanya bisa berharap dan meminta kepada-Mu. Sebab wanita yang baru saja melahirkan anak pertamaku itu tak punya identitas sama sekali, kecuali ia adalah istriku yang sah. Sudah maklum bagi pendatang, pasien gelap atau siapa saja yang ketahuan tak punya identitas terancam dipulangkan dengan paksa. Meski bersama bayi merahnya sekalipun. Subhanallah. Allah Subhanahu Wata’ala tak pernah tidur dan membiarkan hamba-Nya dirundung kesusahan. Allah berkuasa atas segala tipu daya yang ada. Saat petugas pemeriksa itu datang, mereka hanya melewati istriku yang masih terbaring lemah. Rupanya petugas itu mengira diriku adalah seorang Tenaga Kerja Indonesia TKI alias pembantu dan istriku disangkanya seorang majikan orang Arab yang sedang kujaga. Allahu Akbar!*/Roidatun Nahdhah, pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Syariah STIS Hidayatullah Putri. Kisah nyata ini disampaikan oleh Nashirul Haq dalam sebuah kesempatan majelis taklim, di Gunung Tembak, Balikpapan Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Assalamualaikum Para pembaca, saya kali ini ingin berbagi cerita yang dimana saya berharap dapat menjadi inspirasi bagi pembaca semua. Allah SWT, Adalah yang Maha Mengetahui segala kejadian sekecil apapun itu, Yang Maha Mengatur, Maha Menggenggam segala-galanya. Cerita ini, sebetulnya sederhana, tapi bagi saya merupakan mungkin kejadian yang akan selalu teringat dalam hidup saya. Baik, pada hari Kamis tanggal 19/12/2013 Minggu kemarin saya hendak menghadiri pengajian di Masjid Daarut Tauhiid, Jl. Geger Kalong Girang, Bandung. Pengajian itu memang diadakan rutin setiap Kamis Malam, untuk umum. Dan penceramah nya pun adalah Abdullah Gymnastiar AA Gym. Pengajian dimulai ba'da Isya, seperti biasa saya berangkat dari rumah yang memang jaraknya tidak terlalu jauh dari DT, saya berangkat Ba'da Maghrib. Namun, apa yang saya temukan di jalan adalah kemacetan, yang dimulai dari jalan Cihampelas, dan saya temukan lagi di jalan Setiabudhi. Bagi anda yang sering suka ke jalan-jalan tersebut, mungkin mengetahui bagaimana jadinya jika jalan itu macet. Antrian panjang, bahkan saya yang menggunakan motor pun susah gerak. Saya sudah was-was, mengingat bahwa pengajian itu sebelum dimulai pun sudah penuh, bahkan shalat Isya pun biasanya ada sebagian yang di halaman parkirnya saking penuhnya. Di tengah ke was-wasan itu, saya teringat yang dikatakan Aa gym, bahwa segala sesuatu/apapun yang terjadi adalah izin Allah, dan tidak ada perbuatan Allah yang tidak baik. Saya merasa sedikit kalem saat teringat itu. Singkat cerita, saya masuk ke daerah Kalong Hilir. Apa yang saya temukan ? Ya, kepadatan kendaraan lagi, belum lagi jalan yang tidak lebar/kecil di daerah tersebut. Saya yang memakai motor, dan sedang mengejar waktu, mengingat waktu Isya tinggal beberapa menit lagi, berusaha selap-selip diantara mobil-mobil yang merayap. Dan ditengah aksi selap-selip itu dan ditengah ke 'hurry'-an itu apa yang terjadi ? Saya menyenggol mobil mini bus dan bemper depan mobil tersebut terkelupas. Entah kenapa, saya merasa tenang sekali saat itu terjadi, padahal jujur saja saya tidak membawa banyak uang kurang dari. di dompet, padahal kerusakan mobil tersebut cukup menganga. Melihat sang sopir mobil tersebut, menggelengkan kepala di dalam mobil dan menunjuk saya untuk minggir ke jalan dan menguruskan yang terjadi ini. Sang sopir pun mengikuti, membawa mobilnya ke pinggiran jalan. Sebelum saya men-standarkan motor, dan menghampiri sang sopir untuk mempertanggung jawabkan yang terjadi, saya teringat do'a yang pernah diajarkan Aa Gym tentang do'a Rasulullah, agar setiap urusan diurus oleh Allah. Doa nya seperti ini Ya Hayyu ya Qayyum birahmatika astaghits. wa Aslih sya'ni kullahu wa la takilni ila nafsi tharfata 'ainin Wahai Allah Yang Maha Hidup, tolong hamba..Perbaiki urusan hamba,semuanya Ya Allah, dan jangan serahkan kepada hamba walaupun hanya sekejap mataDengan keyakinan ini hanya ujian dari Allah, setelah membaca do'a tersebut saya hampiri Bapak sopir yang sedang melihat kerusakan mobilnya, saya belum berkata-kata kepada Bapak Sopir, dan ikut melihat kerusakan mobilnya. Setelah cukup lama memperhatikan kerusakan mobil, sang sopir menatap wajah saya, apa yang dia katakan ? Dengan ramah dia bertanya.. ''Motor ga apa-apa ?" Saya cukup kaget dengan apa yang keluar dari mulutnya, saya kira dia akan marah besar, memaki-maki dan menyalahkan sepuas dia. Tersadar dia bertanya, saya langsung berlari melihat motor saya, Alhamdulillah tidak ada kerusakan apapun di motor saya. Saya kembali menghampiri Bpk Sopir "Ga pak, ga apa-apa" Sang sopir terdiam sambil melihat mobilnya, dia berdiri dan menatap wajah saya lagi, dan apa yang dia katakan ? "Ya sudah, ga apa-apa" sambil dia kembali ke mobilnya. Saya disitu kaget,senang,dan terharu bagaimana nyata sekali Allah menolong saya, terasa sekali bahwa Allah itu melihat,mengetahui,segala-galanya. Saya langsung, mengejar pak sopir dan bilang "Maaf pa, makasih ya pa" Dengan perasaan terharu itu, saya melanjutkan perjalanan saya ke DT, saat tiba di DT ternyata adzan Isya belum berkumandang, dan walaupun antrian sudah ada, Allah mendudukan saya di tempat yang nyaman bahkan cukup dekat dengan penceramah Aa Gym. Itulah pembaca, percayalah pertolongan Allah itu ada. Dan memang Allah itu selalu menolong, dan Maha Menolong. Allah yang membolak-balik hati setiap mahkluk termasuk Bpk Sopir tadi, Jarang sekali saya yakin, yang rusak mobilnya bisa tiba-tiba ramah dan ikhlas begitu saja kepada penyenggol mobilnya. Apa ini semua kebetulan ? Tidak ada yang kebetulan, semuanya sudah diatur sedemikian rupa oleh yang Maha Mengatur. Semoga para pembaca bisa mengambil hikmah dari tulisan ini, dan yang paling penting bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sudah.. jangan cengeng,lebay, menghiba ke orang.. orang itu ga bisa ngasih pertolongan. Menghibalah kepada Allah yang Maha Memberi Pertolongan dan menguasai Lihat Catatan Selengkapnya Sebuah post di Instagram dari seorang teman, mbak Aulia menarik perhatian saya. Pos itu berisi ajakan untuk menulis sebuah kisah nyata dan pertolongan Allah itu nyata adanya. Menarik pikir saya saat itu, saya ada sebuah kisah, semoga kisah itu juga dapat menginspirasi menunggu lama, saya mengirimkan pesan pada mbak Aulia, menyampaikan bahwa saya berminat untuk bergabung pada proyek beliau. Sebetulnya hal ini bukan pertama kalinya saya bergabung dengan proyek menulis kisah nyata bersama pertama adalah Unboxing Soulmate. Kisah tentang perlakuan tidak baik pasangan, sahabat atau saudara. Intinya adalah tindakan tidak baik orang yang dekat dengan penulis atau kisah nyata pengalaman orang lain yang dituliskan Balik LayarUntuk memudahkan koordinasi antar penulis, maka mbak Aulia membentuk sebuah grup WhatsApp. Beliau memberikan arahan dan panduan di Aulia juga memberikan sesi konsultasi terhadap naskah yang disusun. Hal ini sangat membantu, lo, tak terkecuali bagi saya. Saya memanfaatkan sesi konsultasi untuk mendiskusikan bagaimana saya menuangkan sebuah kisah ke dalam konsultasi, saya coba untuk menyusun ceritanya, yang merupakan cerita orang lain. Hal yang ingin saya tonjolkan adalah sesi tokoh Aku yang seolah-olah dia berbicara langsung dengan Allah. Dia benar-benar pasrah atas masukan juga diberikan mbak Aulia, sehingga naskah saya yang biasa bisa menjadi nyaman untuk dibaca. Saya pun menjadi terenyuh saat membacanya kembali. Simak yuk kisah yang saya tulis dan diedit mbak Aulia juga memberikan kutipan-kutipan sesuai kisah yang ditulis oleh para penulis di setiap awal ceritanya. Simak resensi buku Di Batas Logika setelah ini ya. Berikut kisah yang saya tulis setelah mendapat arahan dari mbak Aulia. Cerita tersebut saya beri judul Merengkuh Maaf. Sebuah kisah nyata dari seorang sahabat yang mempunyai pengalaman mengalami konflik dengan ibi tak bisa menahan air mata yang mengalir deras setelah menunaikan ibadah salat Isya. Leher terasa tercekik dan mukena bagian depan sudah basah. Aku tak bisa berkata-kata lagi, tak berdaya di hadapanNya. Lama ku bersimpuh menengadahkan wajah dan tangan hingga akhirnya ku tertidur di atas terguncang dan kuterbangun karenanya. Samar kulihat wajah suamiku yang semakin lama semakin jelas, ternyata dia yang mengguncang tubuhku agar aku terbangun.“Bangun Bund, pindah tidurnya ke tempat tidur. Nanti masuk angin kalau tidur di bawah seperti ini,” ujar suamiku mengingatkanku. Dia membantuku berdiri. Aku perlahan berdiri, badanku terasa kaku, mungkin karena aku tertidur dengan posisi yang tidak tepat.“Ada apa? Habis menangis, ya? Matanya terlihat sembab. Mukenanya juga sedikit basah,” selidik suamiku yang membantu melipat mukena. Dia mengamatiku, tetapi aku berusaha menghindari tatapan terduduk di tepi pembaringan. “Ada apa?” tanya suamiku mengulang pertanyaan yang belum kujawab dari tadi. Dia pun duduk di sebelahku.“Jika tidak bisa cerita sekarang, cerita nanti, istirahat dulu, sudah larut,” lanjutnya kemudian sambil mengelus kepala yang kuletakkan di bahunya. Aku merasa sangat letih hari ini, tetapi ada aliran rasa yang lain, aku merasa lega setelah menumpahkan segalanya dan mengadukannya pada pemilik kehidupan.“Ayah sudah dari tadi datangnya? Maaf ya, Aku tidak mendengar Ayah datang,” ujarku.“Enggak apa-apa. Tadi Rara yang membukakan pintu. Katanya, Bunda tadi sore nangis. Eyang, tidak keluar dari kamar, keluar hanya untuk makan saja. Mas Raka sudah tidur karena kecapekan futsal. Mas Akbar, baru pulang. Tadi Rara laporan ke Ayah seperti kereta api,” tutur suamiku tersenyum menceritakan tingkah putri bungsuku memang suka bercerita, saat Ayahnya pulang dia pasti menceritakan apa saja yang dilakukannya seharian dan apa yang terjadi di rumah selama Ayahnya tidak ada di rumah. Suamiku akan setia mendengar apa saja cerita Rara, karena kalau tidak menyimak cerita Rara, dia akan ngambek. Walaupun dia sudah kelas enam SD dia masih saja bersikap manja pada Ayahnya“Tadi ada salah paham, Yah. Entah lah kenapa lidahku tadi siang, aku merasa tidak salah bicara, tetapi ibu marah-marah,” tuturku mulai bercerita. Kepalaku masih kuletakkan di bahunya yang nyaman untukku bersandar. Suamiku sabar mendengarkan aku menyelesaikan cerita.“Ada enggak ya, kursus bicara dengan orangtua, supaya enggak ada lagi salah paham seperti ini. Capek, lo, Yah,” lanjutku. Suamiku memegang daguku dan mengamatiku dengan wajah penuh tanya.“Kenapa ini, Aku semakin bingung Bund. Apa hubungannya kursus bicara sama salah paham dengan Ibu? Aku berterimakasih, Bunda sudah mau menerima ibuku dan menganggapnya seperti ibu Bunda sendiri. Ibu semakin hari memang semakin sensitif, mudah sekali marah. Tadi siang ada salah bicara apalagi?” tanya mertuaku beberapa bulan ini tinggal bersama kami. Sebelumnya ibu tinggal sendiri di Wonosobo, rumah mertuaku. Bapak mertua sudah lama meninggal, sedangkan anak-anak beliau merantau ke kota lain, bahkan ada yang di luar pulau dan luar kondisi kesehatan ibu dan usianya yang semakin tua maka kami memutuskan untuk membawa ibu tinggal bersama kami, karena kami tidak dapat merawat beliau di Wonosobo. Awalnya ibu tinggal bersama adik ipar, karena adik ipar melahirkan anak kembar dan sedang masa pemulihan, sehingga aku mengusulkan pada suamiku untuk membawanya tinggal bersama ibu mertuaku bukan tipe pemarah, tetapi beliau perfeksionis dan tidak mau disalahkan. Apapun dikomentari, jujur kadang aku juga capek. Mungkin pemilihan kata-kataku tadi siang kurang sesuai sehingga terjadi salah paham. Selama ini, aku memperlakukan ibu mertuaku seperti ibuku sendiri. Ibuku kerap mengingatkanku sebelum beliau meninggal agar aku memperlakukan ibu mertuaku layaknya aku memperlakukan ibuku."Rara itu pemalas, susah dikasih tahu, kalau pulang sekolah enggak mau langsung ganti baju," tutur Ibu yang melihat Rara datang. Padahal Rara baru masuk rumah, dia sedang melepas kaos kaki. Udara siang tadi cukup menyengat, kulihat Rara kecapekan sedang melepas penat sejenak, dengan duduk di kursi langsung menegurnya, "Rara, pulang sekolah itu ganti baju dulu, baru duduk.""Cuma duduk sebentar, Eyang. Rara capek, di luar panas sekali, ini juga mau ganti baju dan cuci kaki," jawab Rara spontan, cemberut dan berlalu begitu saja mengabaikan ibu tidak suka akan perlakuan Rara dan langsung menghampiriku. Hari ini aku sengaja mengambil cuti karena mengantar Ibu mengambil pensiun dan kontrol ke rumah sakit. Selain mengadukan Rara, ibu juga mengomentari Raka dan Akbar. Raka dengan kegiatan futsalnya, Akbar yang jarang ada di rumah. Awalnya aku yang berusaha menjawab dengan tenang, lama-lama agak emosi Namun, aku pun tetap menjawab keluhan ibu, satu per satu dengan tenang. Aku kurang nyaman ibu memberi label yang tidak baik terhadap ibu marah dan berseru, “Aku mendidik anak-anakku juga begini dan semuanya sukses, termasuk suamimu, Rahmat! Kalau Ibu di sini hanya mengganggu kalian dan membuat kalian tidak nyaman, ya sudah. Aku kembali saja ke Wonosobo, besok Aku minta Rahmat mengantarku ke Wonosobo atau Aku pulang sendiri naik travel.” Ibu segera meninggalkanku dengan menangis Aku langsung menoleh ke arah Ibu dengan bergemuruh. Aku yang sedang menyiapkan makan siang, berhenti dan bingung. Mengapa ibu seperti itu? Apakah aku salah bicara, tanyaku dalam hati. Segera kuhampiri ibu ke kamarnya, tetapi pintu kamar terkunci. Kuketuk pelan pintu kamarnya dan meminta izin untuk masuk. Kusampaikan maafku, dari luar pintu, walaupun saat itu aku belum tahu salahku apa. Aku juga berusaha mengingat lagi kejadian barusan. Seingatku aku tidak membentak atau menghardik Ibu. Apa mungkin Aku tadi ada salah lama aku duduk di depan pintu kamar, menunggu ibu keluar dari kamarnya. Rara menghampiriku dan bertanya tentang apa yang terjadi. Aku hanya menyampaikan bahwa eyangnya sedang marah. Hari sudah semakin siang dan ibu belum makan siang. Kusampaikan juga bahwa makanan sudah siap. Aku juga meminta Rara mengajak eyangnya untuk makan siang bersama. Setelah beberapa waktu, pintu kamar pun terbuka dan Ibu keluar dengan mata yang sembab. Kuhampiri ibu dan bersimpuh di kakinya, meminta maaf jika aku tidak sopan dan tutur kataku tidak berkenan di hati. Ibu hanya menjawab, “Iya.” Tidak ada kata-kata lain yang keluar dari bibirnya. Aku yakin ibu masih marah. Segera aku mempersilakan ibu untuk makan siang dan Rara menemaninya, sedangkan aku menuju kamarku untuk merenungi kejadian mendengarkan semua ceritaku dengan seksama. “Ya sudah, sabar ya, sudah terjadi, Bunda mungkin salah bicara, tapi Ayah yakin Bunda orang baik, mungkin Bunda tidak sengaja berkata hal yang menyinggung ibu,” tutur suami sambil mengelus punggungku“Bunda pasrah, Yah. Bunda sudah mengadukan semua ke Allah. Bunda tidak bermaksud tidak sopan. Bunda hanya ingin merawat ibu di masa tuanya. Semoga Ibu mau memaafkan Bunda, ya Yah,” mengangguk dan memelukku erat, “Ya sudah, yang penting Bunda sudah minta maaf. Besok pagi coba Ayah yang bicara pada Ibu, ya,” lanjut suami itu pun aku tidak dapat tidur nyenyak. Permasalahan ini sungguh berat bagiku, karena terkait hubungan dengan orang tua. Aku tidak mau menjadi menantu durhaka. Aku bersujud lagi di sepertiga malam, memohon ampun padaNya dan mengadukan semuanya lagi pada pemilik kehidupan serasa aku benar-benar bicara padaNya. Aku pasrah apapun yang terjadi, karena kutahu pasti Allah paham mana yang terbaik untuk umatnya. Hanya Engkau yang tahu isi hatiku Ya biasanya, Aku menyiapkan sarapan dan makan siang untuk semua anggota keluarga. Ibu yang telah bangun membantuku dalam diam. Aku membiarkannya tidak mengajaknya bicasuamiungkin ibu masih tidak ingin bicara padaku. Saat bertemu suami, Ibu ngobrol seperti biasa, tidak menyinggung keinginannya untuk pulang ke Raka dan Akbar berangkat sekolah, giliran Aku, Rara dan suami menyusul berangkat bekerja dan mengantar Rara sekolah lebih dulu. “Bu, saya minta maaf atas ketololan saya siang kemarin,” ujarku meminta maaf pada Ibu untuk kesekian hanya mengangguk dengan wajah datar. Suami yang melihatnya juga meminta maaf atas kesalahanku. Kemudian kami bertiga pamit berangkat. Tinggalah ibuku sendirian, menunggu Bu Asih yang membantuku membersihkan rumah, biasanya 3-4 jam dia ada di rumah kami untuk membersihkan aku khawatir ibu tiba-tiba pulang sendiri ke Wonosobo, tapi ku tepis semua pikiran itu. Sepulang kerja, aku bawakan getas, kue tradisional kegemaran ibu. Tampak ibu sedang duduk di ruang tengah melihat televisi bersama anak-anak. Tumben Akbar dan Raka ikut menonton televisi bersama, biasanya mereka asyik sendiri di kamar masing-masing. Mereka sedang asyik melihat acara ibu sudah tidak tegang dan tampaknya sudah tidak marah. Akupun tidak ingin memperkeruh suasana. Kusajikan getas dan singkong keju dan meletakkannya di meja tengah. Setelah membersihkan diri aku pun ikut bergabung bersama mereka, sambil menunggu suamiku pulang hubungan tokoh Aku dan ibu mertuanya berangsur membaik? Adakah cerita menarik dibalik itu? Bagaimana bentuk pertolongan Allah pada tokoh Aku?Bukunya masih bisa dipesan, lo. Selain itu ada 17 kisah nyata pula terkait pertolongan Allah itu nyata yang dirangkai dengan apik oleh mbak Aulia dalam buku Di Batas Logika Dia membaca. Selamat datang di blog saat ini anda sedang membaca artikel tentang Kisah Nyata Hutang Lunas Atas Pertolongan Allah bisa Anda baca pada TeknologiKisah Nyata Hutang Lunas Atas Pertolongan Allah – Hutang orang ini lunas setelah beramal, kesaksian Syekh Ali Jaber dari kisah nyata /Screenshot Syekh Ali Jaber/ TALK – Dakwah Syekh Ali Jaber menekankan sedekah setiap pagi untuk mendapatkan ridha Allah atas masalah hidup, termasuk mengatasi utang. Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa di antara waktu-waktu sedekah ada waktu yang memiliki keutamaan tersendiri yaitu subuh, karena orang yang melakukannya akan didoakan langsung oleh dua malaikat. Kisah Nyata Pelaku Riba Langsung Diazab Di Kubur “Tidak ada satu pun fajar yang dialami oleh para hamba Allah, kecuali ketika dua malaikat turun ke atas mereka. Yang satu berdoa “Ya Allah, berilah ganti rugi kepada orang yang membelanjakan uangnya”, sedangkan yang lain berdoa “Ya Allah, berilah kerugian kepada orang-orang yang memelihara hartanya.” HR. Bukhari dan Muslim Syekh Ali Jaber menjelaskan, maksud dari hadits di atas adalah setiap fajar akan ada bidadari yang mendoakan kita agar rezeki kita terus mengalir dan lancar. Menurut Syekh Ali Jaber, jika seseorang rutin melakukan sedekah pagi, maka Allah akan mengirimkan berbagai keberkahan dan kemudahan kepadanya. “Jumlahnya tidak masalah, tapi rutin dilakukan setiap subuh karena di sini ada salat bidadari,” kata Syekh Ali Jaber, menurut dari kanal YouTube Hamba Allah, Selasa 15/3/ 2022. Islam Bs Kls_x_rev2 Maka beliau menyarankan agar sedekah pagi dilakukan secara rutin. Dengan penuh keyakinan, orang tersebut mengikuti nasehat Syekh Ali Jaber dan utang pun lunas. “Saya berikan amalan untuk mengurusnya. Subhannalah, semoga Allah memberikan banyak kemudahan hingga Anda melunasi dan melunasi hutangnya. Luar biasa, jadikanlah amalan sedekah pagi ini sebagai amalan rutin dan berkesinambungan karena Allah sangat menyayangimu. memang sedikit tapi tetap teguh,” pungkas Syekh Ali Jaber.* ** Acara TV Hari Ini Jum’at 12 Mei 2023 Trans TV, SCTV dan NET TV, Ada Film “The Stranger” Malik telah bergelut dengan masalahnya selama tiga tahun. Namun, saya belum siap untuk menyelesaikannya. Utangnya begitu ketat. Tindakan python membingungkan korban. Ajaran Islam itu benar. Riba sangat berbahaya. Ia disiksa dengan bunga yang menyebabkan utangnya berlipat ganda. Malik berusaha mencari pinjaman sana-sini, tapi hasilnya nihil. Dalam waktu kurang dari 24 jam rumah unik itu akan disita. Kisah Nyata, Riba Pasti Berujung Penyesalan Setelah rentenir pergi, tamu kedua datang. Istrinya sendiri. Sudah dua tahun sejak dia putus dengan wanita yang dicintainya. “Kalau belum tandatangan surat cerai saya, besok ada yang datang dan memaksa. Jadi besok jam 12 siang saya tunggu di Balai Agama untuk tanda tangan surat cerai!” Malik pusing. Seperti jatuh, jatuh lagi. skala. Dia menyesali masa lalunya. Dia ingat betul waktu itu, ketika dia masih sukses, hobinya minum dan berjudi. Ketika usahanya gagal, hobinya berlanjut. Bahkan jika dia menjadi pengungsi. Suatu hari saat dia mabuk, “perselingkuhan” terjadi. Ia menjelaskan, kasus tersebut tidak disengaja. Tapi istrinya tidak terima. Untuk kembali ke rumah orang tuanya dan meminta cerai secepatnya. Malik mencoba untuk menonton waktunya. Agar perpisahan itu tidak terjadi. Namun sang istri nampaknya sangat serius dan tak terbendung. Totalitas Soal Niat Malik bingung. Tiga masalah menumpuk dan memuncak hari itu. Saya tidak bisa menghadapinya. Penglihatannya menjadi gelap. Pikirannya gelap. Tak kuasa menghadapi semua itu, Malik ingin mengakhirinya. bunuh diri Untung Malik masih beriman. Sebelum bunuh diri, dia ingat untuk tidak salat Isya. Padahal, Malik sudah lama tidak shalat. Tapi entah kenapa, dia ingin berdoa untuk terakhir kalinya sebelum meninggal. Keinginan untuk shalat ternyata merupakan taufiq dari Allah yang menyebabkan Malik secara tidak sengaja mengamalkan 6 amalan yang diperintahkan Nabi kepada umatnya ketika mereka diganggu. . Meskipun yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah shalat Hajat, namun esensinya sama dengan shalat Isya’ yang dilakukan oleh Malik. Personal Story] Sebuah Perjalanan Panjang Terlepas Dari Hutang Kartu Kredit Usai salat, Malik melihat Alquran di raknya. “Belajar dulu ah, terakhir kali,” kata Malik. Secara kebetulan, matanya menemukan ayat 26 Surat Ali Imran saat membuka naskah terjemahannya. “Katakanlah Ya Tuhan yang memiliki kerajaan, berikan kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan singkirkan kerajaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan hina siapa yang Engkau kehendaki. Segala kebaikan ada di tangan-Mu. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segalanya .” Seolah-olah Allah berfirman kepada Malik “Bibi, Allah Maha Kuasa atas segalanya. Siapa yang dapat mengambil rumahmu jika Allah yang mengamankannya? Siapa yang dapat memisahkanmu jika Allah mempersatukanmu dan istrimu? sekolah jika Allah memberikan rezeki? Semua keputusan ada di tangan saya.” Tapi Malik tetap tidak percaya. Dalam benaknya ia selalu berpikir, bagaimana ia bisa mendapatkan 15 juta dalam beberapa jam saja. Bagaimana mungkin keluarganya bisa kembali rukun jika besok pukul 12 dia harus cerai di pengadilan. Kisah Keajaiban Sedekah Hutang Lunas, Istri Kembali “Kamu memasukkan malam ke dalam siang dan siang ke dalam malam. Kamu mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mati dari yang hidup. Dan kamu memberi makan siapa pun yang kamu inginkan, tanpa batas.” Malik masih ragu. Coba buka halaman lain dari naskah secara acak. Surat Faathir ayat 2-3 kini muncul di hadapannya. “Apapun yang Allah berikan kepada manusia berupa rahmat, tidak ada yang bisa menolaknya. Dan apa yang Allah pegang, tidak ada yang bisa melepaskannya setelah itu. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Wahai manusia, ingatlah nikmat Allah untukmu. pencipta selain Allah yang dapat memberimu rezeki dari langit dan bumi, tidak ada Tuhan selain Dia, lalu mengapa kamu berpaling? Setelah membaca ayat ini, Malik mengerti. Dia meminta ampun kepada Tuhan karena dia berniat bunuh diri. Air mata membasahi pipinya. Tubuhmu Adalah Bait Allah Kemudian Malik mematikan semua lampu di rumahnya kecuali lampu kamar dan kamar anaknya. Dia ingin berdoa kepada Allah dengan kerendahan hati.” Ternyata itu adalah amal keempat dalam perjanjian Nabi setelah wudhu, shalat dan membaca Alquran. Malik berdoa dengan khusyuk, dengan rendah hati, meminta Tuhan untuk tidak mengecualikan rumahnya, tidak menceraikan istrinya, dan tidak mengeluarkan putranya dari sekolah. Malik mengiringi shalatnya dengan membaca asmaul husna yang telah dihafalnya Malik terus berdoa dan membaca Asmaul Husna sampai jam 1 pagi. Hari sudah berganti, mata sudah ngantuk, tapi Malik tidak menyerah. Ia kembali berwudhu dan membaca Alquran lagi. Kali ini ayat pembukanya justru tentang keutamaan takwa dan tawakal. Surat Ath Talaq ayat 2-3. “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, pasti Dia akan memberinya jalan. Dan Dia akan memberinya makanan dari arah yang tidak dia duga. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, pasti Allah akan memenuhi kebutuhannya . . Sesungguhnya Allah telah menetapkan ketentuan bagi segala sesuatu.” Hutang Orang Ini Lunas Setelah Mengamalkan Sedekah, Kesaksian Syekh Ali Jaber Dari Kisah Nyata Setelah membaca ayat ini, Malik kembali berdoa. Namun, shalat kali ini berbeda dengan shalat sebelumnya. Dia sangat mempercayai doanya. “Ya Tuhan… ampuni dosa-dosaku. Jika rentenir datang besok, rumah ini akan kukembalikan. Aku sudah memberikan semuanya…” . Bersedekah. Malik ingat, hanya rumahnya yang akan disita, tapi isinya tidak. Jadi dia berpikir untuk memberi sedekah di rumah. Tinggalkan rumah hanya dengan pakaian. Baca Prioritas Amal Pagi berdering. Malik yang sebelumnya hampir tidak pernah pergi ke masjid, kini pergi ke rumah Allah untuk beribadah di gereja. Usai sholat, dzikir dan solat, Malik tidak langsung pulang. Ia ingin terus menenangkan hatinya di masjid. Dia juga membacakan Surat Al Waqi’ah. Dia mendengar bahwa siapa pun yang membaca Surah Al Waqia akan dikeluarkan dari kemiskinan. Tepat pukul 6, Malik keluar dari masjid. Mendekati rumahnya, dia melihat orang-orang sudah menunggu di sana. Hari Bebas Hutang Pdf “Ribo itu melebih-lebihkan, dia berjanji datang jam 10, dia sudah ada di sana jam 6,” gumamnya. Namun, dia masih merasa tenang. Keyakinannya berada di puncaknya. “Sebenarnya aku ada pesanan, Leak. Aku pandai menangani alat berat, bantu aku,” kata teman itu. Malik sangat pandai memperkirakan harga. Ia meminta Malik menemaninya keluar kota, tempat pelelangan alat berat. Malik yang sebenarnya ragu untuk pergi karena ingat pemberi pinjaman akan datang, menjawab seolah-olah. “Ini dia. Jika kamu benar-benar ingin mengundangku, taruh 50 juta dolar di mejaku.” Rupanya, guyonan yang keluar dari mulut Malik ditanggapi serius oleh sang sahabat. “Ayolah, kalau 50 juta, aku tidak punya. Tapi kalau 25 juta ada, aku akan menyiapkan uangnya pagi ini.” Doa Supaya Bisa Membayar Utang Dengan Cara Tak Terduga Dan Cepat Terkabul Alhamdulillah… Malik sangat bersyukur. Begitulah keajaiban pertolongan Tuhan. Masalah utang 15 juta selesai, masih ada 10 juta. Ada dua masalah lain. Istri dan anak-anak. Begitu dia menerima 25 juta dolar, tamu lain datang ke rumah itu. istri Malik. Ternyata, saat Malik shalat malam, putra bungsunya tidak bisa tidur. Dia menangis sepanjang malam. Istri Malik terkejut. Dia merasa tidak nyaman dengan perlakuan itu. Tapi dia tidak bisa berbohong di dalam hatinya. Masih ada cinta untuk suaminya. “Saya punya uang, 25 juta. Ibu tahu rumah kita diincar rentenir karena hutang Abang 15 juta. Nanti 15 juta, ibu simpan, dia akan bayar pinjaman jangan pernah datang lagi. Katanya mau ikut jam 10. Sisanya kita bagi 5jt untuk biaya kakak saya di Riau, 5jt ibu simpan untuk usaha anak. Selama Abang di Riau, tolong jaga anak”. Doa Terbebas Dari Utang Yang Diajarkan Rasulullah Saw “Iya kakak.” Entah kenapa kata-kata tersebut tiba-tiba keluar dari bibir istrinya. Sang istri yang tadinya ngotot minta cerai langsung menolak keras. Cinta yang layu tumbuh dengan cepat. Masalah kedua terpecahkan. Masalah ketiga tetap ada, yaitu masalah SPP anak. Masalah ini sebenarnya yang paling ringan. Karena SPP anaknya hanya Rp 50 ribu per bulan. terlambat 7 bulan. Jadi totalnya hanya Rp 350 ribu. [LAZ Ummul Quro]Doa agar cepat kaya dan melunasi hutang – Contoh doa hutang terbaru 2022 – Salah satu fenomena yang paling banyak dibicarakan Pertolongan allah melunasi hutang, kisah nyata pertolongan allah swt, kisah nyata hutang lunas karena sedekah, keajaiban allah hutang lunas, lunas hutang cara allah, kisah pertolongan allah melunasi hutang, pertolongan allah saat terlilit hutang, lunas hutang dengan cara allah, kisah nyata lunas hutang, kisah nyata hutang lunas dengan sedekah, kisah nyata pertolongan allah, kisah nyata mendapat pertolongan allah swt Terima kasih sudah membaca artikel kami Kisah Nyata Hutang Lunas Atas Pertolongan Allah dan terima kasih sudah berkunjung di blog kami.

kisah nyata pertolongan allah